Milyaran Diprediksi Tewas, 3 Negara Berpeluang Bertahan dalam Skenario Perang Nuklir

- 17 Agustus 2022, 14:04 WIB
Milyaran Diprediksi Tewas,  3 Negara Berpeluang  Bertahan dalam Skenario Perang Nuklir
Milyaran Diprediksi Tewas, 3 Negara Berpeluang Bertahan dalam Skenario Perang Nuklir /Pixabay/Harmony412

MEDIA PAKUAN - Pembicaraan tentang kemungkinan konflik nuklir semakin terdengar dengan dilatarbelakangi operasi militer khusus Rusia di Ukraina.

Para ilmuwan saat ini fokus pada pembicaraan mulai negara-negara dengan peluang terbesar selamat dari perang nuklir, yaitu Argentina, Australia dan Selandia Baru.

Dalam jurnal para ilmuwan di Rutgers University di Amerika Serikat yang dipublikasikan Nature Food, 15 Agustus 2022,  Australia dan Argentina diyakini akan bisa mengatasi konsekuensi akibat konflik nuklir.

Australia dan Argentina dapat mempertahankan jumlah kilo kalori optimal yang dikonsumsi per kapita per hari, bahkan jika jumlah terbesar karbon hitam dilepaskan ke atmosfer.

Selandia Baru juga disebut bisa bertahan dengan dampak yang kurang karena bencana ini.

Namun Selandia Baru dan Australia berisiko menghadapi arus besar pengungsi dari Asia dan negara-negara lain yang mengalami kekurangan pangan.

Dalam simulasi skenario ledakan nuklir dari perang AS dan Rusia, sebanyak 5 milyar penduduk dunia diprediksi akan tewas.

Ledakan yang menimbulkan badai api dan polusi atmosfer oleh partikel pembakaran karbon hitam, hingga menyebabkan perubahan iklim yang berdampak pada berkurangnya pasokan makanan di darat dan laut.

Para ilmuwan mempertimbangkan penyebaran karbon hitam di atmosfer dalam beberapa skenario, termasuk perang antara India dan Pakistan, yang bisa menyebabkan 2 milyar penduduk tewas.

Dalam skenario konflik nuklir lokal kecil antara India dan Pakistan, ternyata produksi pangan global akan turun 7 persen dalam lima tahun.

Sementara jika terjadi perang antara Rusia dan Amerika Serikat, produksi pangan itu akan turun 90 persen hanya dalam tiga hingga empat tahun.

Pada saat yang sama, penurunan panen di Rusia dan Amerika Serikat, yang merupakan negara pengekspor makanan utama, akan mempengaruhi negara yang bergantung pada impor seperti di Afrika dan Timur Tengah.

Lebih dari 75 persen populasi dunia akan menghadapi bencana kelaparan yang akan berlangsung selama dua tahun.

Dalam laporan tersebut, para ilmuwan memperingatkan bahwa bahkan memakan tanaman yang ditujukan untuk ternak atau mengurangi limbah makanan tidak akan mampu mengimbangi penurunan global dalam kalori yang dikonsumsi.

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres pernah memperingatkan bahwa kemungkinan konflik nuklir bisa terjadi dan menekankan bahwa senjata-senjata ini menjamin kematian, dan kehancuran tanpa akhir.

Ia mengungkapkan sebanyak hampir 13.000 senjata nuklir saat ini ada di gudang senjata di seluruh dunia, dan dihadapkan kepada meningkatnya eskalasi.

Sebelumnya mantan Senator Negara Bagian Virginia, Richard Black menyatakan pendapatnya bahwa kebijakan kepemimpinan AS saat ini telah menarik seluruh dunia ke dalam perang nuklir dengan Rusia.

Mantan Kolonel ini mengatakan bahwa AS dan NATO tidak mempedulikan berapa banyak orang Ukraina yang tewas, dan akan terus memicu konflik di Ukraina dengan pengiriman senjata baru. ***

Editor: M Hilman Hudori

Sumber: nature.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah