Krisis ekonomi yang dialami Sri Lanka akibat kekurangan mata uang asing.
Keterpurukan yang dihadapi Sri Lanka bukan hanya itu, pemerintah menyetop pasokan kebutuhan pokok melalui impor seperti bahan bakar, makanan, dan obat-obatan.
Hal itu diambil sebab pemerintah sudah kehabisan dana untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok yang selama ini bergantung dari impor.
Untuk mengatasinya, Sri Lanka pun telah mencoba mencari bantuan kepada India dan China melalui Dana Moneter Internasional.
Baca Juga: Jadi Vaksin Dosis Empat, Vaksin Merah Putih Tengah selama Tahap Uji Coba
Selain itu Sri Lanka dililit hutang sebesar 51 miliar dolar AS yang tak lagi mampu dibayar negara tersebut.
Sri Lanka semakin ada di ambang kehancyran karena sektor pariwisata ikut terdampak krisis, padahal selama ini pariwisata menjadi sumber pemasukan negara itu.
Perdana Menteri (PM) Wickremesinghe dan Presiden Gotabaya Rajapaksa pun sudah menyatakan pengunduran diri beberapa waktu lalu usai warga menyerbu tempat tinggal keduanya gegara ketidaksanggupannya mengatasi krisis yang menghantam Sri Lanka.***