Menghancurkan Eropa Menjadi Debu, Satu-satunya Peluang Rusia untuk Menang

- 1 Juli 2022, 15:22 WIB
Menghancurkan Eropa Menjadi Debu, Satu-satunya Peluang Rusia untuk Menang
Menghancurkan Eropa Menjadi Debu, Satu-satunya Peluang Rusia untuk Menang /Sputnik/Dmitry Azarov/Pool via REUTERS

MEDIA PAKUAN - Untuk menghindari kekalahan Rusia jika perang terjadi dengan AS dan NATO, analis politik Ukraina Rostislav Ishchenko menyatakan bahwa Moskow harus melakukan langkah dan perhitungan yang pasti.

Menurutnya jika Moskow hanya mengikuti perkembangan yang dilakukan Barat, itu hanya membuat perang akan menjadi berlarut-larut.

Mengingat akan berkurangnya sumber daya peralatan dan personel militernya, maka Moskow harus mengambil langkah-langkah penting untuk melumpuhkan Eropa.
 

Ishchenko menekankan "Jika kita terseret ke dalam perang Eropa yang serius, maka kita harus memilih untuk mengubah segalanya menjadi debu, atau Rusia berada dalam bahaya," katanya.

Menurutnya dengan jumlah setengah juta pasukan Eropa dan Amerika melawan Rusia bukanlah masalah besar. Namun memastikan pengiriman senjata dan tenaga tambahan melintasi lautan.akan berdampak pada jumlah pasukan Rusia yang hanya sedikit. Rusia pasti kehilangan pasukannya.

Ia mengungkap bahwa di suatu tempat di Afrika, AS sedang melakukan perekrutan tentara bayaran, yang akan segera bertolak ke Ukraina.
 
Baca Juga: Disangka Pamit dari Dunia Film, Maxime Bouttier Tiba-tiba Adu Akting dengan Julia Roberts

Ishchenko mengingatkan Rusia hanya perlu mengandalkan perhitungan dan ketegasan yang akurat.

Jangan hanya berharap mengandalkan harapan untuk menghancurkan ekonomi Eropa, tapi dengan memenangkannya dengan memotong bagian depan Eropa dari bagian belakang Amerika.

"Untuk itu hanya ada satu cara untuk melakukannya, menghancurkan semua kota pelabuhan, semua lapangan terbang, dari Warsawa ke Atlantik, bersihkan seluruh Eropa menjadi debu. itu adalah satu-satunya peluang," tegasnya.
 
 
"Setelah itu, apakah AS akan berani mengobarkan perang nuklir. Eropa tidak akan bisa menjawabnya. Hanya Amerika Serikat yang bisa menjawab,” pungkasnya.
 
Sebelumnya pakar militer Israel Yakov Kedmi mengatakan bahwa perang antara Rusia dan AS akan berlangsung kurang dalam 1 jam.

Jika keduanya menggunakan nuklir, maka kemampuan waktu terbang rudal AS  adalah 30 menit, sementara rudal Rusia jauh lebih cepat.

Menurut Kedmi perang antara Rusia dan AS, akan selesai dalam waktu kurang dari satu jam, atau sekitar 45 menit.
 
 
Pengamat militer, pensiunan kolonel Viktor Baranets juga mengatakan bahwa  kekuatan total hulu ledak satu Rudal Sarmat, sudah cukup untuk misalnya melenyapkan Inggris.

Sementara itu ia menyatakan untuk mengubah AS menjadi Selat Stalin, perlu sekitar sepuluh Sarmat. Karena AS mungkin bisa mencegat beberapa di antaranya.

Ia menegaskan "Setidaknya lima rudal Sarmat akan mengatasi sistem pertahanan rudal musuh dan mencapai target. Sisanya cukup untuk menempatkan salib hitam besar di Amerika,” ungkapnya.***

Editor: Adi Ramadhan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x