Rusia yang memiliki hubungan dengan perwakilan gerakan Kurdi menyatakan berniat membangun dialog dengan Turki.
Utusan khusus Presiden Rusia untuk penyelesaian Suriah, Alexander Lavrentiev, mengatakan bahwa Rusia mempertahankan hubungan dengan Kurdi.
Terutama untuk mengupayakan cara diplomasi perdamaian dengan Turki.
Baca Juga: Thomas Doll Sangat Senang, Persija Jakarta Pakai Dua Tim Berbeda: Turnamen Piala Presiden 2022
Baca Juga: Makan Konate Berpisah dengan Persija, Gabung Bersama Klub Milik Raffi Ahmad Rans Nusantara FC
Ia mengakui " Sejauh ini belum ada kesepakatan khusus antara kedua belah pihak, namun kemungkinan Kurdi memiliki kepentingan, untuk hidup di satu Suriah dan tak terpisahkan,” kata Lavrentyev.
Ia juga menganggap mencegah dan menghentikan kegiatan ilegal yang dilakukan Kurdi terhadap Turki, adalah hal yang masuk akal untuk perdamaian.
Sejak 1980 Turki menganggap sejumlah milisi Kurdi, termasuk PKK , sebagai teroris . Kedua belah pihak telah berulang kali melakukan perundingan dan melanggar gencatan senjata.
Sejak 1980 Turki menganggap sejumlah milisi Kurdi, termasuk PKK , sebagai teroris . Kedua belah pihak telah berulang kali melakukan perundingan dan melanggar gencatan senjata.
Baca Juga: Presiden Persija Jakarta Ungkap Sangat Sulit Melepas Konate, Berikut Penyebab Kepergiannya
Pada tahun 2015, PKK menolak untuk berdamai. Sejak perang Suriah pada awal 2010-an, pertempuran sering terjadi antara Kurdi dan Turki di wilayah Suriah.***