Network
MEDIA PAKUAN - China lagi-lagi meneliti isi yang ada pada bulan, yang berindikasi bahwa terdapat air di bebatuan yang dikumpulkan oleh pendarat bulan yang disebut Chang'e 5.
Untuk diketahui Chang'e 5 adalah sebuah misi eksplorasi bulan yang tak berawak milik Tiongkok yang berhasil mendarat di Bulan pada 1 Desember 2020.
Para ilmuan China melapor bahwa mereka membagikan temuannya dengan sebuah artikel yang diterbitkan di majalah Nature Communications.
Baca Juga: Sindir Polisi jadi Ketum PSSI, Iwan Bule Beri 'Undangan Khusus' kepada Bintang Emon
Pada sebelumnya, Chang'e telah mengumpukan sekitar 1,7 kilogram batu dan tanah yang ada di bulan, atau dikenal dengan sebutan regolith.
Batu dan tanah yang sudah dikumpulkan tersebut diukur menggunakan instrumen yang ada di dalamnya.
Data tersebut memungkinkan peneliti China berpendapat bahwa molekul air dapat hadir di sekitar 120 bagian per juta (ppm) pada beberapa jenis bebatuan dan pada 120 ppm lainnya.
Baca Juga: Setelah Covid-18 Mereda, Menkes Prediksi Terjadi Kasus Covid BA.4 dan BA.5 di Bulan Ini
Untuk saat ini, peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan China mengklai bahwa ada keberadaan air dalam sempel yang sebelumnya dibawa ke Bumi oleh Chang'e.
Tanah di bulan sudah dianalisis oleh ilmuan China dan mengatakan bahwa tanah tersebut relatif kering dari Bumi.
Namun, mereka juga menemukan bahwa mineral apatit yang diambil dari bulan tersebut memiliki kandungan H2O 179 ppm.
Baca Juga: Siap Layani Majikan sampai Pagi, TKI Arab Saudi Katakan Sudah Jadi Rutinitas Setiap Malam Jumat
Dengan begitu, penelita bisa memastikan bahwa di bulan terdapat air, akan tetapi berbentuk hidroksil atau H2O di bebatuan sana.
Ke depannya, para ilmuan berharap bahwa kosmonot dan astronot dapat mengekstraksi molekul oksiden dan hidrogen untuk menghasilkan air dan oksigen.
Harapan tersebut tentunya akan menguntungkan kita karena mendapatkan air dan oksigen murni dari bebatuan di bulan untuk bumi.***
