Berokar Menekan Produksi Opium, Taliban Berkuasa, Perdagangan Narkoba Malah Meningkat

- 14 Juni 2022, 10:24 WIB
Berokar Menekan Produksi Opium, Taliban Berkuasa, Perdagangan Narkoba Meningkat 40 %
Berokar Menekan Produksi Opium, Taliban Berkuasa, Perdagangan Narkoba Meningkat 40 % /Ilustrasi /Antara

Baca Juga: Emmeril Kahn Mumtadz Sudah Beristirahat dengan Tenang, Ridwan Kamil Tulis Jadwal Waktu Ziarah untuk Masyarakat

Satu tahun kemudian, petinggi Taliban saat itu, Mullah Omar melarang warganya menanam Opium. Menurutnya hal tersebut bertentangan dengan ajaran Islam.

Pada musim panen tahun 2021 yang berakhir Juli lalu, menurut laporan Badan PBB untuk narkoba, diperkirakan 6.800 ton opium telah diproduksi Afganistan. Jumlah ini meningkat sekitar 8 persen dari hasil panen tahun 2020.

UNODC mengestimasikan bisnis opium di Afganistan menghasilkan antara $1,8 miliar hingga $2,7 miliar (sekitar Rp25,8 hingga Rp38,7 triliun) pada tahun 2021, atau sekitar sepersepuluh dari kegiatan ekonomi di negara itu.

Selama periode pertama pemerintahan Taliban dari tahun 1996 hingga 2001, mereka melarang produksi opium, yang mengakibatkan produksi anjlok pada tahun 2001.

Baca Juga: Pria di Meksiko Hangus Dibakar, Dituduh Penculik Anak di Media Sosial: Dituduh Perdagangan Anak

Namun, setelah Taliban digulingkan dari kekuasaan pada tahun yang sama, produksi opium melonjak lagi.

Kini Taliban mengklaim ingin memerangi penanaman opium dan perdagangan narkoba di Afganistan. Setelah mengambil alih kekuasaan pada bulan Agustus 2021, Taliban mengumumkan niat mereka untuk mengurangi produksi opium hingga nol.

Namun Taliban dikenal menggunakan perdagangan narkoba untuk membiayai operasi militan mereka.

Menurut pemerintah Amerika Serikat, sekitar 60% dari pendapatan tahunan Taliban dihasilkan dari penanaman dan perdagangan narkoba.***

Halaman:

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: AFP Rueters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah