Rusia Beberkan Bukti Kejahatan Militer Ukraina di PBB

- 7 Mei 2022, 13:49 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin.
Presiden Rusia Vladimir Putin. /Russian Pool/Reuters TV via Reuters/
 
MEDIA PAKUAN - Rusia membeberkan bukti kejahatan oleh militer Ukraina pada pertemuan informal Formula Arria di Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat.
 
Diantara bukti tersebut adalah wawancara video warga sipil Ukraina yang berhasil melarikan diri dari zona pertempuran.

Diplomat Rusia menyajikan banyak bukti kejahatan yang dilakukan oleh militer Ukraina dan kelompok nasionalis, yang secara khusus menghambat evakuasi penduduk sipil. 
 
 
Duta Besar Rusia Vasily Nebenzya menyatakan bahwa pihak berwenang Ukraina dan pendukung Barat, melakukan upayanya untuk mencegah kebenaran menyedihkan ini dari sorotan publik

Nebenzya menekankan untuk mencatat fakta-fakta bahwa tentara Ukraina berulang kali mengerahkan senjata berat ke daerah pemukiman dan menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia, yang merupakan pelanggaran hukum humaniter internasional.

"Kami memiliki cukup alasan untuk percaya bahwa semua prinsip ini secara sistematis dilanggar oleh tentara dan paramiliter Ukraina. Ada banyak saksi mata tentang bagaimana tentara Ukraina menggunakan warga sipil sebagai sandera dan perisai manusia," katanya.
 
Baca Juga: Anak Rizki DA Memasuki Usia Setahun, Nadya Mustika Rahayu Ungkap Perkembangan Baby Syaki

Dalam pertemuan Rusia mengungkapkan bagaimana tentara Ukraina  menciptakan emplasemen api di dalam gedung apartemen dan infrastruktur sipil. 
 
Bagaimana tank dan kendaraan lapis baja lainnya ditempatkan di lantai dasar, penempatan rudal portabel dan senjata berat yang ditempatkan di atap, warga sipil yang terjepit di antara mereka, dengan bidikan penembak jitu.

Diplomat Rusia menunjukkan banyak kesaksian wawancara video warga sipil tentang tentara Ukraina yang menembaki mobil-mobil yang mencoba menggunakan koridor kemanusiaan untuk evakuasi. Seorang wanita penduduk Mariupol dengan tegas menepis kabar tentara Rusia bertanggung jawab atas ledakan di dalam teater Mariupol.

 
Kesaksian jurnalis juga ditampilkan dimana mereka telah menghabiskan waktunya di Republik Donetsk dan Lugansk dan wilayah yang dikendalikan oleh tentara Rusia.

Giorgio Bianchi seorang jurnalis Italia menyatakan disinformasi dan propaganda hanya menunda penyelesaian konflik.

Tuduhan serangan Rusia terhadap teater di Mariupol tidak benar, saya orang Eropa. Saya tidak ingin melihat berita palsu menyebar tentang Eropa," katanya. 
 

Wartawan dari kantor berita News Front,Bulgaria, Asya Zuan, bersaksi bahwa rakyat Republik Donetsk dan Luhansk tidak pernah berharap krisis di Ukraina berkembang menjadi perang. Dia mendesak Bulgaria untuk berhenti melakukan apa pun yang dapat menyebabkan konflik meningkat.

Biro penyiaran TV Libanon Al Mayadeen di Moskow, Salyam Adil, menekankan ada perbedaan besar antara persepsi seseorang tentang peristiwa dari tempat aman ratusan kilometer jauhnya dari lokasi konflik dan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. 

Beberapa wartawan menunjukkan laporan dan wawancara di  Donetsk dan Luhansk,dan Mariupol. Memperlihatkan bagaimana tentara Ukraina dan anggota batalion Azov menembaki rumah-rumah, membahayakan kehidupan warga sipil di daerah pemukiman.

"Hari ini kami tidak berbicara atas nama kami sendiri. Kami memberikan keterangan, apa yang terjadi di sana, di garis depan. Bagaimana mereka bertahan dan siapa yang benar-benar melakukan kekejaman di sana. Tujuan acara hari ini adalah untuk memberikan suara kepada mereka siapa yang bisa bersaksi, dan tidak menyebarkan propaganda," kata Nebenzya menepis argumen Barat yang menuduh menyebarkan disinformasi.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: tass.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah