TV Eropa Tayangkan Kesaksian Penduduk Donbass, Jurnalis Perancis Diancam Ukraina

- 27 April 2022, 18:12 WIB
Prajurit Batalyon Azov Ukraina berdoa di kota terbesar kedua di Ukraina Kharkiv pada 11 Maret 2022, setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Prajurit Batalyon Azov Ukraina berdoa di kota terbesar kedua di Ukraina Kharkiv pada 11 Maret 2022, setelah invasi Rusia ke Ukraina. /Sergey BOBOK/AFP/
 

MEDIA PAKUAN - Saluran Eropa TF1 merilis laporan dari wilayah Donbass yang ternyata jauh dari apa yang diberitakan oleh media Barat.

Laporan dari ibukota Republik Rakyat Donetsk, memperlihatkan wartawan Prancis yang berbicara dengan penduduk Donetsk.
 
Ditanya tentang apa yang mereka impikan dan apa yang mereka inginkan.
Salah seorang bernama Elena dari Donetsk malah menunjukkan ruang bawah tanah tempat keluarganya bersembunyi dari penembakan oleh tentara Ukraina. 
 
Menurutnya, Ukraina yang memulai perang pada tahun 2014, sehingga semakin mengarah ke Rusia.

Ia mengatakan “Saya memiliki paspor Rusia karena saya menganggap diri saya orang Rusia, bukan Ukraina. Anak dan suami, kita semua memiliki paspor Rusia dan berharap Donbass suatu hari nanti akan bersama Rusia,” kata Elena.
 
Jurnalis Perancis itu kemudian mengunjungi Fakultas Sejarah di salah satu universitas di Donetsk, dan bertanya kepada mahasiswa "Bahasa apa yang Anda kuasai?" 
 
Para mahasiswa pun menjawab serempak "Bahasa Rusia!"

Seorang dosen Oksana Penkova, mengatakan “Sebelumnya, wilayah kami adalah Rusia. Pada awal periode Soviet, itu menjadi bagian dari Ukraina. Kebetulan secara historis kami selalu berbicara bahasa Rusia di rumah, di tempat kerja, di rumah, ”katanya.

Dari Universitas ia kemudian mengunjungi toko buku, supermarket, dan pasar.
 
Ia melihat bahwa tidak ada barang yang berasal dari Ukraina di rak, tetapi penuh dengan barang dari  Rusia atau Belarusia.
 
Keterkejutannya bertambah saat melihat sebagian besar penduduk bertransaksi dengan rubel Rusia.

Seorang pejalan kaki mengatakan “Bagaimana bisa kami membayar dalam mata uang Ukraina? mata uang Ukraina tidak lagi beredar di Donbass. Semua bank Ukraina ditutup tujuh tahun lalu,” ujarnya.

Laporan itu berakhir diperlihatkan sebuah bangunan dit Donetsk, di mana terdapat tulisan "Kami adalah Donbass Rusia."
Jurnalis Rusia Anastasia Popova di saluran Telegramnya mengatakan bahwa saluran TV Prancis menunjukkan kebenaran yang mengejutkan bagi Ukraina.
 
Menurutnya Kedutaan Besar Ukraina di Paris marah dan mengancam akan menangkap wartawan Prancis tersebut.

Ia menambahkan bahwa Kedutaan Ukraina di Paris bereaksi dengan menelepon TF1 dan mengatakan mereka akan menangkap jurnalis itu jika dia pergi ke Ukraina lagi. 

Perwakilan Milisi Rakyat LPR, Andrey Marochko membocorkan bahwa Amerika Serikat mengirim tentara bayaran Polandia ke Donbass, untuk melakukan sabotase dan menjadi bagian dari Angkatan Bersenjata Ukraina.*** 
 

Editor: Hanif Nasution

Sumber: howto-news.info


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x