Kelompok Anti Islam Bakar Al Qur'an, Swedia Dilanda Kerusuhan dan Unjuk Rasa

- 16 April 2022, 09:53 WIB
Mobil van polisi terbakar selama protes balasan di taman Sveaparken di Orebro, Swedia pada 15 April 2022
Mobil van polisi terbakar selama protes balasan di taman Sveaparken di Orebro, Swedia pada 15 April 2022 /Kicki Nilsson/TT News Agency/AFP/
 
MEDIA PAKUAN - Kerusuhan terjadi di Kota Orebro Swedia oleh pengunjuk rasa kelompok Anti-Islam sayap kanan yang membakar Al-Quran pada Jumat, 15 April 2022.

Akibatnya empat petugas polisi Swedia dan seorang warga terluka, dan polisi melaporkan ada empat mobil polisi yang terbakar dalam kerusuhan tersebut.

Diketahui para korban terluka akibat pengunjuk rasa melemparkan batu, sementara kelompok lain menyerang barisan polisi dan merobohkan pagar anti huru hara.
 
Baca Juga: Terkuak! Amerika Serikat Takut Lawan Rusia: Jajak Pendapat Nasional Universitas Quinnipiac

Kerusuhan itu telah terjadi selama dua hari berturut-turut, yang dipelopori oleh gerakan Stram Kurs (Garis Keras) anti-imigrasi, dan anti-islam sayap kanan yang dipimpin Rasmus Paludan dari Denmark-Swedia.

Polisi mengatakan bahwa para demonstrasi yang telah mendapatkan izin telah dibubarkan, dan pada malamnya sisa demostrasi telah meninggalkan tempat itu.

Di hari sebelumnya yakni Kamis, sekitar tiga petugas polisi mengalami luka-luka dan dibawa ke rumah sakit, akibat kerusuhan yang pecah di Linkoping di pantai timur Swedia, di mana dalam kerusuhan tersebut aksi pembakaran Al-Quran terjadi dan dua orang telah ditangkap. 

Baca Juga: Pasukan Israel Menyerbu Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur dan Lebih dari 150 Warga Palestina Terluka

"Kita hidup dalam masyarakat demokratis dan salah satu tugas terpenting polisi adalah memastikan bahwa orang dapat menggunakan hak mereka yang dilindungi secara konstitusional untuk berdemonstrasi dan mengekpresikan pendapat mereka," ucap Kepala Polisi Nasional Swedia,
Anders Thornberg pada Kamis.

"Polisi tidak bisa memilih siapa yang berhak, tetapi harus selalu turun tangan jika terjadi pelanggaran," tambahnya.

Rasmus Paludan, pemimpin sayap kanan yang membakar Al-Quran, telah menjadi pusat insiden dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya ia ditangkap di Prancis dan dideportasi pada November 2020.
 
Baca Juga: Rusia Gigit Jari, Kapal Bemuatan Rudal 12.000 Ton di Ledakan Militer Ukraina

Sementara lima anggota lainnya telah ditangkap di Belgia tak lama dari kerusuhan ini terjadi, dan dituduh "menyebar kebencian" dengan membakar Al-Quran di Brussel. ***

Editor: Siti Andini

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x