Politik Irak Alami Kekacauan hingga Gagal Dua Kali Pilih Presiden

- 28 Maret 2022, 12:31 WIB
Mustafa al-Kadhimi menyampaikan pidato selama pemungutan suara pada pemerintah baru di markas parlemen di Baghdad
Mustafa al-Kadhimi menyampaikan pidato selama pemungutan suara pada pemerintah baru di markas parlemen di Baghdad /Reuters/

MEDIA PAKUAN - Politik Irak mengalami kekacauan setelah dua kali gagalnya negara itu memilih Presiden baru akibat kurangnya kuorum di parlemen.

Parlemen Irak telah mengeluarkan daftar akhir 40 kandidat untuk jabatan Presiden yang juga menyertakan anggota minoritas Kurdi Irak.

Sayangnya pemungutan suara dinyatakan gagal karena hanya 202 dari 329 anggota parlemen yang datang untuk pemungutan suara terakhir. Hal ini bahkan telah terjadi sejak Februari.

Baca Juga: Pasca Indra Kenz dan Doni Salmanan, Nama Indra Bekti Juga Terseret Investasi Bodong?

Setelah gagalnya sesi tersebut, ketua parlemen Mohammed al-Halbusi mengatakan, "kurangnya kuorum memaksa kami untuk terus mengadakan sesi sampai tercapai," lapor Kantor Berita Irak.

Penundaan itu sebenarnya memperburuk masalah politik Irak, karena tugas Presiden adalah menunjuk seorang perdana menteri, yang harus didukung oleh mayoritas di parlemen.

Pada 13 Februari, Mahkamah Agung Irak mengesampingkan pencalonan yang didukung PPK Hoshyar Zebari, setelah tuduhan korupsi yang belum diadili selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Rusia Beri Kompensasi 10 Ribu Rubel ke Warga Ukraina Pensiunan hingga Pekerja, Untuk Apa?

Politik Irak sebenarnya telah berada dalam kekacauan pasca pemilihan umum Oktober 2021, dengan partisipasi rendah pemilih, ancaman dan kekerasan pasca-pemilu, yang menyebabkan penundaan selama berbulan-bulan.

Halaman:

Editor: Siti Andini

Sumber: Globalnews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x