Kota Mariupol Terkepung Rusia, Ukraina Tetap Teguh Pendirian

- 22 Maret 2022, 08:15 WIB
Anggota layanan pasukan pro-Rusia terlihat di atas tank selama konflik Ukraina-Rusia di pinggiran kota pelabuhan selatan yang terkepung Mariupol, Ukraina
Anggota layanan pasukan pro-Rusia terlihat di atas tank selama konflik Ukraina-Rusia di pinggiran kota pelabuhan selatan yang terkepung Mariupol, Ukraina /REUTERS/Alexander Ermochenko/

MEDIA PAKUAN - Setelah hampir satu bulan melakukan invasi, Rusia kini menjadikan kota Mariupol sebagai titik fokus serangannya di Ukraina. Namun sebuah laporan menerangkan bahwa serangan juga meningkat di kota Kharkiv, Ukraina.

Setelah mengepung Mariupol dan membuat ratusan ribu warga sipil menderita akibat bombardir, Rusia pun memerintahkan penduduk yang ada di sana untuk menyerah dengan batas waktu sampai pukul 5 pagi pada Senin.

Militer Rusia mengatakan bahwa mereka menjamin keselamatan warga kota Mariupol untuk pergi dari kota tersebut.

Baca Juga: Naas ! Pesawat Boeing 737 Milik China Terjatuh dan Terbakar di Tengxian, 132 Orang Belum Diketahui Nasibnya

Sementara mereka yang masih berdiam diri di sana akan diserahkan ke pengadilan yang akan dijalankan oleh kelompok separatis yang didukung Moskow, Rusia.

Sayangnya perintah Rusia itu diabaikan Ukraina yang tetap teguh pendirian tak akan menyerah. Presiden Volodymyr Zelensky berkomentar bahwa mereka tidak akan pernah mematuhi ultimatum Rusia dan mengatakan bahwa kota yang telah hancur akan selalu menentang para militer Rusia.

Seorang Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk mengatakan bahwa pihak Ukraina tidak akan pernah menyerahkan apapun seperti yang terjadi di Mariupol.

Tercatat, Rusia telah mengivasi Ukraina selama empat minggu atau hampir sebulan, sebagian serangan besar terhenti, Rusia gagal merebut kota besar mana pun, tetapi dampak serangan menimbulkan kerusakan parah di berbagai daerah.

Baca Juga: Bantu Ukraina, Polandia Tetap Kena Sanksi Uni Eropa hingga Buat Wakil Menteri Mengeluh

Kota Mariupol yang merupakan kota pelabuhan di Laut Azov memiliki 400.000 orang penduduk, dan saat ini keadaan di sana mengalami kekurangan makanan, obat-obatan, listrik dan air.

Sebagian kota Mariupol telah dipegang oleh pasukan Rusia, banyak mayat yang tergeletak di pinggir jalan dan terbungkus selimut di daerah tersebut.

Penduduk di sana telah meninggalkan daerah itu untuk pergi ke tempat aman dan pengungsian.

Sebagian dari mereka dapat melarikan diri, yang sebanyak 8.057 orang dapat dievakuasi dengan aman pada Senin, melalui tuhjuh koridor kemanusiaan, menurut Vareschchuk.

Baca Juga: Presiden Ukraina Sebut Perang Dunia 3 akan Terjadi Jika Perdamaian dengan Rusia Gagal

Di antara 8.057 orang yang telah dievakuasi tersebut, sekitar 3.007 dari mereka merupakan warga Mariupol yang diperbolehkan melarikan diri untuk mencari tempat aman dan dievakuasi.

Konflik invasi Rusia sendiri telah membuat hampir seperempat dari 44 juta penduduk Ukraina meninggalkan rumah mereka dan pergi ke negara tetangga Ukraina untuk mengungsi, seperti Polandia, Rusia dan masih ada lagi.

Negara-negara Eropa mengatakan bahwa Rusia memanfaatkan para pengungsi sebagai alat dan siap untuk mengambil lebih banyak tindakan di atas sanksi-sanksi yang mengisolasi Rusia dari keuangan dan perdagangan global. ***

Editor: Siti Andini

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x