141 Negara Anggota PBB Kutuk Keras Agresi Rusia ke Ukraina, Indonesia Salah Satunya?

- 3 Maret 2022, 14:58 WIB
141 Negara Anggota PBB Mengutuk Keras Agresi Militer  Rusia ke Ukraina.
141 Negara Anggota PBB Mengutuk Keras Agresi Militer Rusia ke Ukraina. /Husni habib /Pixabay
 
MEDIA PAKUAN - Dewan Anggota PBB telah melakukan resolusi delegasi pemungutan suara atas konflik yang tengah terjadi antara Rusia dan Ukraina.
 
Dari banyaknya negara anggota PBB, 73 persen diantaranya mengecam keras atas invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina.
 
Dari 193 negara, sebanyak 141 negara termasuk Indonesia menentang dan menuntut Rusia untuk segera menarik kembali pasukannya.
 
 
Eritrea, Korea Utara, Suriah, Belarusia, dan Rusia adalah lima negara yang tetap mendukung gerakan agresi militer ke negara Ukraina.
 
Sedangkan China, India, Afrika Selatan merupakan salah satu dari 35 negara yang abstain atau tidak mengeluarkan pendapat/suara.
 
Gerakan resolusi ini bertujuan agar Presiden Rusia, Vladimir Putin menarik kembali pasukannya yang tengah berada di zona merah negara Ukraina.
 
 
Saat ini, para pasukan militer nuklir Rusia tengah berada di zona siap siaga tempur di setiap perbatasan negara Rusia.
 
Dilihat dari hasil pemungutan suara yang dilakukan Majelis Umum PBB, nampak sekali bahwa para negara benar-benar sangat mengecam keras dan mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.
 
Hingga negara Serbia yang merupakan sekutu tradisional negara Rusia juga ikut menentang atas invasi yang dilakukan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin.
 
 
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan pesan yang dikeluarkan Majelis Umum dengan suara yang lantang, keras dan jelas.
 
"Akhiri permusuhan di Ukraina sekarang. Diamkan senjata sekarang," kata Antonio Guterres dalam sebuah pernyataan.
 
"Seburuk apa pun situasinya bagi orang-orang di Ukraina saat ini, itu mengancam untuk menjadi jauh lebih buruk. Jam yang berdetak adalah bom waktu," ucapnya.
 
 
Seluruh anggota Majelis Umum berbicara bahwa tujuan PBB dalam hal ini tentu saja untuk mencegah perang terjadi.
 
Dewan Utusan PBB untuk Amerika Serikat, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan bahwa Rusia memiliki rencana baru setelahnya.
 
 
"Rusia telah bersiap untuk meningkatkan kebrutalan kampanyenya dan memindahkan persenjataan yang sangat mematikan ke Ukraina termasuk munisi tandan dan bom vakum," kata Linda Thomas-Greenfield.
 
"Mereka (Rusia) datang untuk merampas hak Ukraina untuk hidup," kata Kyslytsya kepada Majelis Umum PBB menjelang pemungutan suara. 
 
"Sudah jelas bahwa tujuan Rusia bukan hanya pendudukan. Ini adalah genosida," lanjut Kyslytsya.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x