MEDIA PAKUAN - Vladimir Putin pada 27 Februari menyatakan bahwa ia telah menempatkan pasukan nuklirnya ke dalam level siap tempur seiring dengan ikut campurnya AS dalam perang dengan Ukraina.
Setelah ancaman tersebut Amerika ternyata bersikap lunak. Duta Besar Amerika untuk PBB mengingatkan Dewan Keamanan pada Minggu sore, bahwa Rusia tidak berada di bawah ancaman dan tidak perlu mengancam kita semua.
Gedung Putih menjelaskan bahwa status siaga Amerika sendiri tidak berubah.
Baca Juga: Pertama dalam Sejarah, 27 Negara Uni Eropa Kirim Pasokan Persenjataan Ke Ukraina untuk Lawan Rusia
Namun ancaman Putin adalah peringatan keras, bahwa krisis Ukraina dapat berubah menjadi konfrontasi langsung negara adidaya.
Kemarahan Putin telah mengundang pertanyaan komunitas intelijen Amerika, yang menilai bahwa Putin digambarkan sebagai pragmatis, penuh perhitungan dan licik.
Mantan direktur intelijen nasional, James R. Clapper Jr., mengatakan, “Saya sudah khawatir sejak saat itu tentang ketajaman dan keseimbangannya".
Baca Juga: Presiden Belarusia Ungkap Sanksi Barat Dinilai Lebih Buruk Ketimbang Perang
Ini adalah kedua kalinya dalam seminggu bahwa Putin telah mengingatkan dunia, bahwa ia memiliki gudang senjata yang sangat besar dan mungkin akan menggunakannya.