Kegagalan Demokrasi dan Perubahan Konstitusional yang Radikal, Kudeta Menular di Afrika Barat

- 13 Februari 2022, 13:37 WIB
 Kegagalan Demokrasi dan Perubahan Konstitusional yang Radikal, Kudeta Menular di Afrika Barat
Kegagalan Demokrasi dan Perubahan Konstitusional yang Radikal, Kudeta Menular di Afrika Barat /Ilustrasi

MEDIA PAKUAN - Dalam waktu kurang dari dua tahun, gelombang kudeta militer telah terjadi di Afrika.

Sebagian besar insiden itu terjadi di Afrika bagian Barat. Para ahli geopolitik memandang hal tersebut merupakan kemunduran demokrasi.

Konteks spesifiknya berbeda, tetapi faktor yang mendasarinya seringkali mencakup konflik jihadis dan kegagalan untuk menyediakan pemerintahan yang inklusif.

Baca Juga: Politik Afrika Jadi Protret Kelam, 7 Kali Kudeta di Negara Hitam Ini Terjadi

Enam kudeta militer itu terjadi di Burkina Faso pada Januari 2022, dua kali terjadi di Mali pada tahun 2020 dan 2021, satu di Guinea tahun 2021. Chad dan Sudan..

Burkina Faso telah mengalami tujuh kali pengambilalihan oleh militer, sejak kemerdekaannya dari Perancis pada tahun 1960.

Di Mali, Chad, Burkina Faso dan Guinea, kudeta terhadap pemimpin yang sudah tua dan dipilih secara demokratis, dilakukan oleh perwira militer muda berusia antara 38 dan 41, sebagian besar merupakan pasukan khusus.

Pada pertemuan Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (Ecowas) pada hari Kamis, Presiden Ghana, Nana Akufo-Addo, mengatakan “Ancaman yang muncul di wilayah kami dan itu berasal dari campur tangan militer di Mali dan pengaruhnya yang menular di Guinea dan Burkina Faso,” katanya.

Baca Juga: Pertama Rilis Pada 12 Februari 2022, 2 Drakor Ini Ungguli Rating Nasional Korea

Kegagalan demokrasi dan kurangnya penentangan terhadap perubahan konstitusional yang radikal, menjadikan Ecowas kesulitan mendukung demokrasi dan mencegah kudeta.

Ecowas yang tidak segera bertindak menerapkan sanksi terhadap Burkina Faso, seperti yang terjadi setelah kudeta di Mali. Membuat Ecowas kesulitan untuk melakukan tekanan kepada rezim militer

Menurut salah seorang diplomat Afrika barat “Beberapa sanksi keras, tetapi menghasilkan situasi yang rumit, seperti di Mali, di mana mereka benar-benar menderita oleh sanksi itu saat ini, walaupun banyak yang lebih mendukung militer. Saya pikir pasti ada spekulasi yang sedang berlangsung tentang bagaimana mencegah kudeta ini secara lebih efektif," katanya.

Yang jelas rentetan kudeta militer ini bukan sesuatu hal yang kebetulan, bahkan sesuatu yang besar sedang terjadi di belahan Afrika Barat.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah