Ditengah Ketegangan Perbatasan Ukraina dengan Barat, Rusia dan China Perkuat Kerjasama Pasokan Gas

- 6 Februari 2022, 17:10 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing, China 4 Februari 2022. Mereka membahas kerjasama pasokan gas seiring Manas di ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing, China 4 Februari 2022. Mereka membahas kerjasama pasokan gas seiring Manas di ukraina /Sputnik/Aleksey Druzhinin/Kremlin via Reuters/


MEDIA PAKUAN - Baru-baru ini Rusia menyetujui kerjasama kontrak memasok gas dengan China. Kerjasama selama 30 tahun melalui pipa baru.
 
Dan akan menyelesaikan penjualan tersebut menggunakan mata uang Euro.

Kesepatan dilakukan dan disetujui antara keduanya. Kerjasama dalam memperkuat aliansi energi dengan Beijing di tengah ketegangan antara Rusia dengan Barat atas masalah Ukraina.
 
 
 

Perusahaan Rusia, Gazprom memiliki monopoli untuk ekspor Gas melaui pipa. Pemerintah Rusia telah menyetujui China dalam memasok gas ke CNPC di China. Pasokan dengan 10 miliar meter kubik gas per-tahun.

Rusia akan mengalirkan gas melalui pipa, yang menghubungkan wilayah Timur Jauh Rusia dengan China timur laut. Kerjasama akan dimulai dalam 2 sampai 3 tahun.
 

Pengiriman gas tersebut dilakukan dengan melalui pipa Power of Siberia, yang awalnya telah mulai pada tahun 2019. Dengan  mengirimkan gas alam cair (LNG), dan telah mengekspor 16,5 miliar meter kubik (bcm) gas ke China pada tahun 2021.

Sementara aliran Power of Siberia tidak terhubung ke aliran pipa yang mengarah ke Europa, mengingat lonjakan harga gas di sana.
 
Baca Juga: Gemparkan Umat Muslim Dunia! Keluar Asap di Depan Ka'bah, Apa yang Sebenarnya Terjadi, kok Bisa?

Rencana itu telah disusun. Namun Rusia bertujuan untuk memasok gas ke China dengan 38 bcm gas melalui pipa pada tahun 2025.

Gazprom yang berada di pihak Rusia memberikan beberapa rincian tentang kesepakatan yang telah diumumkan.

Sumber di Beijing menyebutkan bahwa gas dikirim dari pulau Sakhalin di Timur Jauh. Jalur  akan diangkut melalui pipa melintasi Laut Jepang ke provinsi Heilongjiang di timur laut China.
 
 
Perjalanan pengiriman  yang mencapai hingga 10 bcm gas per-tahun sekitar tahun 2026.

Sementara, untuk keduanya telah melakukan diskusi dalam beberapa tahun yng lalu. Setelah dimulainya Power of Siberia, jalur pipa sepanjang 4.000 km (2.500 mil) yang mengirimkan gas ke China.

"Kekurangan batu bara China tahun lalu menjadi peringatan lain bahwa gas alam memiliki nilai khusus. Sehingga CNPC memutuskan untuk menambah dengan kesepakatan pipa baru," Sumber.
 

Gas perpipaan dari Rusia dapat dipasok ke China utara dengan harga yang kompetitif jika dibandingkan dengan LNG," menurut Ken Kiat Lee, yang merupakan seorang analis di konsultan FGE.

IEA atau Badan Energi Internasional menyebut bahwa China akan tetap menjadi satu-satunya negara kontributor terbesar untuk pertumbuhan impor LNG.
 
Baca Juga: Kisah Sopir Indonesia yang Kaget Karena Disuruh Datang ke Kamar Madam Arab Saudi, Ini yang Sebenarnya Terjadi

Namun dengan tingkat pertumbuhan yang kunjung menurun menjadi  9% pada tahun 2022 dari 17% pada tahun 2021.

Penurunan tersebut dikarenakan peningkatan aliran pipa dari Rusia dan perlambatan pertumbuhan permintaan gas secara keseluruhan di China.***



Editor: Ahmad R

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x