Polisi Kanada Tak Bisa Menghentikan Unjuk Rasa yang Memprotes Kebijakan Vaksin

- 6 Februari 2022, 16:17 WIB
Ilustarasi demonstrasi di Kanada.
Ilustarasi demonstrasi di Kanada. /Pixabay/PlanetMallika

MEDIA PAKUAN - Ribuan warga Kanada berdemonstrasi di berbagai kota, termasuk di Toronto, pada Sabtu yang memprotes penyebaran vaksin dari Ottawa, ibu kota Kanada.

Para demonstrasi menentang persyaratan vaksin Kanada unutk para pengemudi truk lintas batas.

Jalan di pusat kota Ottawa telah ditutup oleh pengunjuk rasa, dengan mengibarkan bendera Konfederasi atau Nazi yang beberapa mengatakan ingin membubarkan pemerintahan Kanada.

Baca Juga: Malaria Sembuh dengan Konsumsi Herbal Berikut Secara Rutin!

Menteri Transportasi Kanada Omar Alghabra, mengatakan "para pengunjuk rasa di Ottawa telah menyampaikan pendapat mereka. Seluruh negara mendengar pendapat mereka", seraya mendesak mereka untuk "pulang dan melibatkan pejabat terpilih".

Polisi di sana menyebut itu sebagai tuduhan kejahatan rasial yang dikenakan terhadap 4 orang dan polisi sedang menyelidiki ancaman tersebuh terhadap tokoh masyarakat berdsama dengan bantuan Biro Investugasi Federal AS.

Bahkan ada seorang pria yang menunggangi kuda dengan membawa bendera Trump, yang tengah viral di media sosial di sana.

Baca Juga: Rusia Siapkan Pasukan Berskala Besar, Ukraina Terancam?

Sementara Mantan Presiden AS, Donald Trump mendukung para pengemudi truk dalam menentang "kebijakan keras Justin Trudeau gila kiri-jauh yang telah menghancurkan Kanada dengan mandat COVID yang gila".

Peristiwa tersebut membuat platform GoFundMe menurunkan halaman donasi Freedom Convoy-nya pada Jumat.

Seiring penurunan donasi tersebut, GoFumdMe menyebut itu adalah pelanggaran persyaratan layanan platform karena aktivitasnya yang melanggar aturan.

Baca Juga: Merasakan Sakit Tenggorokan Gejala Omicron Covid-19, Atasi dengan Herbal Berikut Ini!

Sementara CEO Tesla Elon Musk, sebelumnya mengkritik mandat vaksin dan menyebut GoFundMe sebagai "pencuri profesional".

Tindakan GoFundMe membuat Gubernur  Florida Ron DeSantis dan anggota parlemen negara bagian Republik lainnya berjanji untuk menyelidiki perusahaan yang berbasis di California atas langkah tersebut.

Polisi menjelaskan bahwa ada 5.000 warga yang ikut serta dalam aksi unjuk rasa tersebut.

Baca Juga: Khawatir Omicron Semakin Melonjak? Lawan dengan 5 Pencegahan Berikut Ini

Di kota Toronto, sekitar 500 petugas kesehatan dan pendukung ikut unjuk rasa di pusat kota yang menentang kebijakan bagu para pengemudi truk.

"Gagasan bahwa kita entah bagaimana harus sigung atau takut pada siapa kita dan apa yang kita lakukan, saya pikir, menyinggung dan disesalkan, dan saya pikir, komentar sedih pada masyarakat kita," ucap dokter ruang gawat darurat Raghu Venugopal.

Baca Juga: Seorang Pemancing Asal Cilandak Temukan Senjata Api Berjenis Revolver di Sungai Grogol

Polisi Ottawa memperingatkan tindak kekerasan dari unjuk rasa yang tak henti henti, seperti memecahkan jendela, serta melakukan pelecehan karena mengenakan topeng masing-masing.

Polisi tidak bisa berbuat banyak dalam mengakhiri protes unjuk rasa, mengingat tidak memiliki sumber daya yang cukup dalam melerainya.

"Ini adalah kota yang dikepung, ini adalah ancaman bagi demokrasi, ini adalah pemberontakan nasional, ini kegilaan," ucap Kepala Kepolisian, Peter Sloly.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x