Cerita Kakek Berusia 100 Tahun yang Selamat dalam Peristiwa Pembantaian NAZI di Serbia

- 28 Januari 2022, 19:28 WIB
ilustrasi
ilustrasi /pixabay


MEDIA PAKUAN-Seorang kakek menceritakan pengalamannya dalam peristiwa pembantaian oleh NAZI di Serbia. 

Kakek bernama Alex Bartos itu lahir di Budapest, Hongaris pada tahun 1921 dan ia tinggal di sana ketika peperangan pecah.


Alex menerima panggilan tentara saya pada Mei 1943. Saat itu Hongaria menjadi salah satu kekuatan Poros dan berperang melawan Uni Soviet difront timur.

"Saya menerima latihan dasar militer," ucapnya.

Baca Juga: RICUH! Gara-gara Didanai Israel, 30 Seniman Dunia Baikot Festival Film Internasional Sydney

Lantaran ALex menganut kepercayaan Yahudi dirinya tidak diberi seragam.

"Saya direkrut menjadi korps buruh dan dikirim bersama 3.600 orang lainnya ke tambang di Bor, Serbia, yang menyediakan tembaga untuk tentara Jerman," katanya.

Camp itu tempat kerja paksa yang mempunyai lingkungan keras. Lantaran Alex bisa berbicara bahasa Jerman, dia mendapatkan pekerjaan sebagai stoker di kereta yang membawa batu dari tambang.

Pada tahun 1944, tentara Rusia semakin mendekat ke Serbia sehingga tambang ditutup dengan tergesa-gesa. Melihat kondisi itu para pekerja sangat senang lantaran mereka berpikir akan dikembalikan ke Hongaria.

Dalam perjalanan, Alex dan rombongan diberi sepotong roti dan beberapa kaleng makanan. Saat malam tiba, para penjaga memilih diam di tenda, tetapi rombongan Alex diharuskan untuk tidur di luar tenda dengan diberi selimut sebagai alasnya.

Setelah beberapa hari berjalan, Alex mengetahui bahwa perjalanan itu bukanlah menuju stasiun kereta api, Alex menjelaskan dirinya beserta rombongan pekerja lainnya berjalan sepanjang 600 km.

Rombongan pekerja sadar bahwa ada hal aneh yang sedang terjadi ketika diantara rombongan tersebut yang melambat itu diancam serta dipukuli, para penjaga juga menembaki orang-orang yang ingin kabur.
Baca Juga: Puluhan Tentara Pakistan Tewas dalam Serangan di Pos Pemeriksaan
Pada tanggal 6 Oktober 1944, Alex berhenti untuk bermalam di pinggiran sebuah desa yang bernama Crvenka (atau dikenal orang Hongaria Cservenka), dan tentara SS (pasukan elit NAZI) sedang mengevakuasi para penghuni di sana.

Unit pasukan SS sebagian besar terdiri dari Volksdeutsche lokal yang berisi etnis Jerman yang berbicara bahasa tersebut tetapi mungkin belum pernah mengunjungi negara induk.

Hari esoknya, Rombongan Alex melihat beberapa tentara berbicara dengan penjaga Hongaria yang kemudian mereka dibelah menjadi 2 kelompok.

Mereka yang bukan Yahudi berangkat dengan setengah penjaganyam, sedangkan bagi Alex dan pekerja Yahudi ditinggalkan dengan tentara SS Jerman.

Alex dibawa ke area yang sedikit tertutup di dekat tembok bata, Selama waktu Alex di Bor, Alex telah terikat dengan 4 pria lainnya.

Alex terjebak bersama lainya selama perjalanan dan menemukan dirinya berada di belakang kandang.

Di sore hari, Alex mendengar teriakan, lalu terdengan tembakan senjata, kemudian dalam keheningan berikutnya, dirinya melihat sekelompok kecil rekannya dibawa pergi.


beberapa menit kemudian, terjadi rentetan tembakan senjata, dan siklus tersebut berulang-ulang yang Alex sadar ialah menunggu kematiannya bersama yang lain.

Alex dan rekannya dipaksa untuk menyaksikan orang-orang tak berdaya menyebabkan kematian mereka, mengetahui waktu dirinya pasti akan tiba. Penembakan berlanjut lama setelah gelap, "tetapi akhirnya kami yang tersisa diperintahkan untuk tidur" ucapnya.


"Kaki saya sakit karena berjalan berminggu-minggu, jadi saya melepas sepatu bot saya dan berbaring terjaga mendengarkan suara-suara di kejauhan. Saya mendengar apa yang terdengar seperti pertempuran yang mendekat" lanjutnya.

Pembunuh bergilir berlanjut lagi, teman-teman saya dan saya segera berada di dekat garis depan, tetapi ketika beberapa tentara memerintahkan kami untuk bangun, saya menemukan kaki saya bengkak semalaman dan saya tidak bisa memakai sepatu bot saya" kata Alex.

Alex memberikan alasan, ia tidak mau ditembak sebelum dia bisa menggunakan sepatu botnya, hal itu Alex lakukan sampai salah satu tentara menjadi marah dan memukul saya dengan gagang senapannya.
Baca Juga: Pasca Ukraina Diserang Siber, Kini Inggris Optimalkan Pusat Keamanan Siber Nasional: Waspada Serangan Serupa
"Dia (tentara) memukuli saya berulang kali, membuat saya terpana. Sementara teman-teman saya mencoba membantu saya, para tentara memilih sekelompok pria lain dan membawa mereka keluar," ucap Alex.

Saat Alex sadar lagi, suara pertempuran dilihatnya semakin mendekat, Alex hanya menunggu, tetapi tentara tidak pernah kembali dan orang berikutnya yang memasuki kandang adalah penjaga kami, yang menyuruh kami untuk bangun dan mulai berjalan dengan cepat.


Mereka telah meninggalkan lebih dari seribu diantara Rombongan Alex dengan tentara yang saat itu hanya ada beberapa ratusan tersisa.

Selama enam bulan berikutnya, saya dipindahkan di antara tiga kamp konsentrasi Jerman, akhirnya Alex dibebaskan pada April 1945 seraya mengatakan saya adalah satu-satunya teman saya dari Bor yang selamat dari perang.

"Sebagai penerjemah di polisi militer RAF, saya terlibat dalam penangkapan beberapa tersangka kejahatan perang. Tapi tidak ada yang pernah dituntut atas keterlibatan mereka dalam pembantaian Crvenka, di mana antara 700 dan 1.000 orang tewas," ujarnya.

Kejadian malam i8tu adalah peristiwa terburuk yang pernah dirasakan selama 100 tahun dalam kehidupannya, ia merasa beruntung dapat hidup dan mungkin dirinya beranggapan bahwa ia adalah salah satu korban dan saksi terakhir yang masih hidup.***






Editor: Hanif Nasution

Sumber: www.theguardian.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x