Pemerintah Inggris Dituduh Islamofobia Setelah Pemecatan Menteri Muslim Nusrat Ghani

- 24 Januari 2022, 07:52 WIB
Anggota parlemen Partai Konservatif Inggris Nusrat Ghani (tengah) pada protes pro-Uighur atas dugaan penganiayaan terhadap minoritas Muslim China sebelum pemungutan suara di parlemen, London, 22 April 2021.
Anggota parlemen Partai Konservatif Inggris Nusrat Ghani (tengah) pada protes pro-Uighur atas dugaan penganiayaan terhadap minoritas Muslim China sebelum pemungutan suara di parlemen, London, 22 April 2021. /Justin Tallis/AFP/
MEDIA PAKUAN - Seorang wanita mantan menteri pemerintah Inggris didesak untuk mengajukan pengaduan resmi setelah dilaporkan bahwa dia dipecat dari pekerjaannya di pemerintahan Boris Johnson karena keyakinannya sebagai seorang Muslim.

Nusrat Ghani, 49, kehilangan pekerjaannya sebagai menteri transportasi junior pada bulan Februari tahun 2020.
 
Kepada Sunday Times Nusrat mengatakan, pada pemanggilan awal dia diberitahu bahwa keyakinannya sebagai Muslim dianggap sebagai masalah dan statusnya sebagai menteri wanita Muslim telah membuat rekan kerjanya tidak nyaman.
 

Menteri Kehakiman Dominic Raab menegaskan bahwa itu merupakan tuduhan serius.

Dilaporkan Sky News, dia mengatakan bahwa Partai Konservatif yang berkuasa sama sekali tidak mentoleransi diskriminasi dan Islamofobia apa pun.

Namun dia mengatakan bahwa karena Nusrat Ghani tidak membuat pengaduan resmi meskipun didesak untuk melakukannya, tidak akan ada penyelidikan khusus atas masalah itu.

Nusrat Ghani mengatakan pada pemanggilan kedua bidang penegakan disiplin parlementer - dia diberitahu bahwa saya sebenarnya dipecat karena masalah perempuan.
 

"Pada minggu-minggu berikutnya saya diberitahu bahwa jika saya terus mengangkat ini, saya akan dikucilkan oleh rekan kerja dan karir serta reputasi saya akan hancur," tambahnya.

"Saya tidak akan berpura-pura bahwa ini tidak menggoyahkan kepercayaan saya terhadap partai dan kadang secara serius mempertimbangkan apakah akan melanjutkan sebagai anggota parlemen." melansir Euro News 23 januari 2022.

Sekretaris parlemen Inggris  Mark Spencer  menyampaikan dia adalah orang yang menjadi pusat tuduhan Ghani. "Tuduhan ini sepenuhnya salah dan saya menganggapnya sebagai fitnah," katanya di Twitter.
 
Spencer mengatakan Ghani telah menolak untuk membawa masalah ini ke penyelidikan internal formal ketika dia pertama kali mengangkat masalah ini.
 

Pada sebuah laporan pada Mei tahun lalu,  Partai Konservatif juga telah menghadapi tuduhan Islamofobia, mereka dikritik atas cara mereka menangani keluhan diskriminasi terhadap Muslim.

Serangkaian skandal yang telah mengurangi dukungan publik kepada Perdana Menteri Boris Johnson dan partainya, membuat dirinya sebagai perdana mentri terburuk dalam catatan jabatan perdana menteri.

Nusrat Ghani juga telah terang-terangan menentang penindasan China terhadap minoritas Muslim Uighur, dia adalah satu dari lima anggota parlemen yang dikenai sanksi karena masalah tersebut. ***

Editor: Siti Andini

Sumber: euronews.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x