Korea Selatan telah menjaga kewaspadaan terhadap kemungkinan virus corona yang kembali bangkit.
Selain itu, Korea Selatan memperdalam kekhawatiran atas penyebaran varian omicron yang berpotensi lebih menular.
Sebelumnya, pemerintah telah memperpanjang aturan jarak sosial selama 2 minggu hingga 16 Januari.
Aturan tersebut mencakup pembatasan empat orang pada pertemuan pribadi di seluruh negeri dan juga mengatur jam kerja di kafe dan restoran hingga jam 9 malam.
Langkah itu dilakukan setelah pemerintah memberi kelonggaran pada pembatasan antivirus yang telah lama diberlakukan pada awal November.
Langkah tersebut juga dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk kembali normal secara bertahap di bawah skema "hidup dengan Covid-19".
Baca Juga: Abaikan Larangan PBB, Korea Utara Tembakkan Rudal Hipersonik yang Ledakannya Cepat dan Tepat
Namun, kasus Covid-19 harian melonjak ke rekor tertinggi mencapaj 7.848 pada 15 Desember.
Angka tersebut mendorong pemerintah untuk menerapkan kembali serangkaian pembatasan virus yang direvisi selama 2 minggu hingga 16 Januari.
Pemerintah melakukan perpanjangan tersebut untuk tetap waspada setelah kasus kematian pertama yang terkait dengan varian omicron dilaporkan awal pekan ini.
Pakar kesehatan memprediksi omicron akan menjadi varian dominan di Korea Selatan dalam satu atau dua bulan mendatang.
Dari kasus virus corona yang ditularkan secara lokal yang dilaporkan pada Kamis, 06 Januari 2022.
Seoul melaporkan 1.150 kasus.
Sementara 1.496 kasus berasal dari Provinsi Gyeonggi di sekitarnya dan 273 kasus berasal dari Incheon, kota pelabuhan di sebelah barat Seoul.
Baca Juga: Alasan Mengapa Omicron Lebih Cepat Menular dan Lebih Ringan Resikonya
Sedangkan jumlah kasus dari luar negeri mencapai angka 195, sehingga total menjadi 18.271 kasus.
KDCA mengatakan, sebanyak 42,76 juta orang atau 83,3 persen dari 52 juta penduduk Korea Selatan telah divaksinasi lengkap.
Kemudian, sekitar 19,67 juta atau 38,3 persen penduduk Korea Selatan telah menerima suntikan booster.***