Pelanggaran Hak Cipta dan Plagiarisme, Rusak Kualitas Pendidikan di Bangladesh

- 2 Januari 2022, 14:00 WIB

 

MEDIA PAKUAN - Pelanggaran undang-undang hak cipta dan plagiarisme dalam karya penelitian di pendidikan tinggi telah berdampak serius pada kualitas pendidikan di Bangladesh, hal itu menempatkan universitas negara itu pada posisi yang kurang menguntungkan dalam peringkat global.

Beberapa guru atau dosen mempromosikan status akademik melalui penelitian plagiat untuk mendapatkan gaji yang lebih tinggi, tunjangan lainnya, kata akademisi

Dilansir dari Anadolu Agency, Undang-undang hak cipta dilanggar di negara ini terutama karena dua alasan: pertama, beberapa melanggar hukum secara tidak sengaja karena kurangnya pengetahuan, sementara yang lain dengan sengaja melanggar ketentuan tersebut dengan sangat tidak etis, Abu Ahsan Mohammad Shamsul Arefin Siddique, seorang akademisi dan mantan wakil presiden terkemuka. Rektor Universitas Dhaka, mengatakan kepada Anadolu Agency.

Baca Juga: Perjuangkan Nama Baik Keluarga Kecil Vanessa Angel, Emma Warokka : Semua Demi Kesayangan Kita

Menurut sumber resmi, tiga profesor Universitas Dhaka diturunkan pangkatnya atas tuduhan plagiarisme dalam makalah penelitian mereka pada Januari tahun lalu.

The Asiatic Society of Bangladesh, sebuah organisasi penelitian terkenal di negara itu, pada November 2020 membatalkan kontrak penelitian dan menolak untuk memberikan hibah kepada dua guru di universitas negeri terkemuka di negara itu, karena tuduhan melakukan plagiarisme.

Selain itu, dalam lima tahun terakhir setidaknya 10 dosen dari lembaga yang sama, yang pernah dikenal sebagai "Oxford dari Timur", telah dituduh melakukan plagiarisme atau pelanggaran aturan hak cipta dalam karya penelitian mereka, menurut sumber universitas dan laporan media yang setempat. 

Baca Juga: Hard Gumay Berikan Nasihat Ini Kepada Fuji dan Keluarga, Ada Yang Numpang Pansos?

Siddique menyarankan bahwa semua siswa dan guru harus diajari tentang masalah hak cipta, mengutip dugaan praktik plagiarisme yang tidak etis oleh beberapa profesor Universitas Dhaka sebagai hal yang mengejutkan dan merusak reputasi bangsa.

Halaman:

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Anadolu Agency


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x