MEDIA PAKUAN - Varian baru Covid-19 B.1.1.529 membuat dampak buruk bagi mata uang Bitcoin, mata uang digital terbesar di dunia.
Bitcoin sering disebut sebagai 'emas digital', karena sering disebut logam mulia. Bitcoin juga digunakan sebagai alat tukar yang bernilai tinggi.
Para pakar keuangan mengatakan mereka memperkirakan nilainya akan berlipat ganda untuk 12 bulan ke depan.
"Penurunan nilai Bitcoin harus diperhatikan sebagai peluang pembelian besar," kata Nigel Green selaku kepala eksklusif dan pendiri Devere Group.
Bitcoin menyeret kepada nilai yang lebih kecil karena nilainya turun sebesar 9 persen pada akhir-akhir ini.
Sempat menembus US$ 59.000, harga Bitcoin kembali melorot ke level US$ 56.000 pada Jumat, 26 November 2021.
Baca Juga: Dilamar El Rumi, Celine Evangelista: Yang Ngajakin Pacaran akan Kalah Sama yang Ngajakin Nikah!
"Kekhawatiran atas penemuan varian virus corona baru telah mengguncang pasar saham global karena menurunkan nilai dari mata uang bitcoin," ujarnya.
Jika kekhawatiran tersebut terjadi, pasti banyak negara bisa menerapkan kembali pembatasan bahkan penguncian yang menyakitkan secara ekonomi mata uang digital bitcoin ini.
Jika pembatasan benar-benar dilakukan, ini akan menaikan kembali bitcoin secara melonjak dan akan menguntungkan sekali bagi aset digital.
CEO Bot Perdagangan Crypto, Ruud Feltkamp mengatakan inflasi meroket, dan orang-orang mencari hal itu tidak terjadi dan supaya mata uang mereka tetap utuh.***