Vaksinasi untuk Anak Membuat Orang Tua Khawatir akan Efek Sampingnya

- 27 November 2021, 10:06 WIB
WHO Peringatkan Perihal Vaksinasi Covid-19 yang Berikan Rasa Aman Palsu: Vaksin Menyelamatkan Nyawa tetapi..
WHO Peringatkan Perihal Vaksinasi Covid-19 yang Berikan Rasa Aman Palsu: Vaksin Menyelamatkan Nyawa tetapi.. /Ilustrasi Pixabay/geralt

MEDIA PAKUAN - Baru-baru ini pemerintah Korea Selatan memberikan pesan untuk melakukan vaksinasi COVID-19 terhadap anak-anak. 

 
Pihak berwenang sangat merekomendasikan untuk melakukan vaksinasi terhadap anak-anak setelah dimulainya kembali tatap muka. 
 
Tetapi banyak orang tua mempertimbangkan efek samping dan resiko dari inokulasi vaksin.
 
 
Para ahli kesehatan menyerukan untuk vaksinasi yang bijaksana dengan mempertimbangkan efek sampingnya. 
 
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Choi Eun-hwa, seorang spesialis penyakit menular pediatrik di Universitas Nasional Seoul Tingkat infeksi anak di bawah umur melampaui orang dewasa. 
 
Selama empat minggu, 99,7 dari setiap 100.000 anak berusia di bawah 18 tahun terinfeksi, dibandingkan dengan 76 dari 100.000 orang berusia 19 tahun atau lebih.
 
Kementerian Pendidikan menyuruh para orang tua untuk mendaftarkan anak-anaknya untuk melakukan vaksinasi karena mengungkapkan keprihatinan atas tingkat inokulasi yang rendah. 
 

 
Pada Kamis, tingkat vaksinasi penuh di antara anak-anak berusia antara 12 dan 17 tahun mencapai 18,7 persen, menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea.
 
Seo Joo-hyun, seorang dokter darurat Rumah Sakit Myeongji mengatakan untuk mempertimbangkan resiko dan efek samping vaksinasi terhadap anak-anak. 
 
Karena dia sudah melihat meningkatnya jumlah pasien anak-anak dibawah umur akibat efek samping tersebut. 
 
"Saya baru-baru ini melihat banyak remaja datang ke UGD setelah menerima vaksin, menunjukkan kesulitan bernapas, demam, sakit kepala dan kelelahan. Ada pasien yang menderita miokarditis meskipun hasil tes darahnya normal," katanya saat sesi diskusi. diselenggarakan oleh Asosiasi Medis Korea.
 
 
"Meskipun diperlukan lebih banyak penelitian tentang hubungan kasual antara efek samping dan vaksin, kita harus benar-benar mempertimbangkan potensi risiko dan manfaat vaksin pada anak-anak," tambahnya.
 
Sementara para ahli kesehatan sedang mempertimbangkan untuk memperluas vaksinasi yang pas untuk anak-anak yang berusia diatas 12 tahun. 
 
Beberapa orang tua melihat langkah tersebut bertentangan dengan kebijakan pemerintah bahwa remaja yang divaksinasi tidak akan mengalami kenyamanan dan diskriminasi. 
 
 
"Memperluas izin vaksin ke anak-anak sebenarnya memaksakan vaksin pada mereka, dengan membuat anak-anak yang tidak divaksinasi menghadapi kerugian. Ini sepertinya tindakan yang sangat tidak pantas untuk dilakukan pada anak-anak," tulis seorang pengguna internet di komunitas online untuk para
Ibu.
 
Putra saya yang berusia 15 tahun awalnya menolak untuk menerima vaksin, tetapi setelah mendengar berita tentang izin vaksin, dia mengatakan dia ingin mendaftar untuk mendapatkan dosisnya. Saya tidak yakin apakah saya harus menyetujuinya karena saya masih khawatir ada yang tidak beres," tulis pengguna lain.
 
Pemerintah akan mengumumkan Senin rencana finalnya tentang kebijakan izin vaksin pada anak di bawah umur, bersama dengan apakah akan memperkuat tindakan karantina.***
 

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Korea Daily


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x