Indonesia Tolak Permintaan KTT China-ASEAN untuk Masukan Panglima Tinggi Myanmar

- 23 November 2021, 09:49 WIB
Presiden China, Xi Jinping.
Presiden China, Xi Jinping. /REUTERS/Carlos
 
MEDIA PAKUAN - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN adalah pertemuan puncak antara pemimpin-pemimpin negara anggota ASEAN dalam hubungannya terhadap pengembangan ekonomi dan budaya antar negara-negara Asia Tenggara.
 
China mengadakan pertemuan bersama negara anggota ASEAN untuk membahas maksud penolakan permintaan Beijing untuk memasukkan jenderal tertinggi Myanmar.
 
Pertemuan ini dilakukan secara virtual atau online yang dipimpin langsung oleh Presiden China, Xi Jinping. 
 
 
Pertemuan ini juga dilakukan tanpa adanya perwakilan dari negara Myanmar, mulai pada Senin, 22 Novemver 2021.
 
Panglima Tertinggi Myanmar, Min Aung Hlaing sudah dua kali tidak mengikuti pertemuan KTT puncak regional selama November ini.
 
Panglima ini sudah membuat pemerintah Liga Nasional untuk Demokrasi (LND) ternggulingkan dati jabatannya karena telah menjerumuskan Myanmar ke dalam perang saudara.
 
 
Para anggota dari ASEAN menyetujui kesepakatan yeng mencakup pembicaraan dengan pemimpin sipil yang digulingkan Aung San Suu Kyi untuk mengakhiri krisis ini.
 
Namun militer gagal menindaklanjuti kesepakatan tersebut, dan ASEAN membalas dengan melarang Min Aung Hlaing menghadiri pertemuan puncak KTT-ASEAN itu.
 
Dilansir Media Pakuan dari Aljazeera dan Reuters, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei merupakan negara yang menolak atas tawaran China memasukan Min Aung Hlaing dalam KTT China-ASEAN.
 
 
Seorang diplomat Indonesia mengatakan kepada kantor berita bahwa sikapnya menyatakan bahwa hanya seorang tokoh non-politik yang boleh mewakili Myanmar di KTT ASEAN.
 
Dewan Hubungan Luar Negeri, Josh Kurlantzick mengatakan tidak menganggap China memasukkan Hlaing pada KTT.
 
Hal tersebut juga dilakukan Josh sebagai bukti bahwa Beijing sedang memanas dengan pemerintahan militer di Myanmar.
 
 
Josh juga menggambarkan bahwa hal itu merupakan hal perebutan kekuasaan militer di Myanmar dan sebagai bencana untuk Beijing, China.
 
"Saya pikir China sangat tidak senang dengan situasi di Myanmar, dan ingin bekerja dengan ASEAN untuk mencoba mengembalikan Myanmar ke sesuatu yang dekat status pra-kudeta, yang jauh lebih baik bagi China,” ujarnya.
 
Josh juga mengatakan China juga akan berusaha untuk meningkatkan hubungan dengan ASEAN, dan menampilkan dirinya sebagai mitra ekonomi yang lebih andal daripada Amerika Serikat.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x