Taliban Berkuasa, Afganistan Kembali ke masa kegelapan, Inilah Jeritan Para Perempuan

- 2 September 2021, 10:44 WIB
Taliban Berkuasa, Afganistan Kembali ke masa kegelapan,  Inilah Jeritan Para Perempuan
Taliban Berkuasa, Afganistan Kembali ke masa kegelapan, Inilah Jeritan Para Perempuan /Ilustrasi Pixabay/

MEDIA PAKUAN - Afganistan menjadi salah satu titik penting jalur sutra, peradaban Afganistan terletak diperepatan Asia. Dimana kebudayaan besar menyantu antara Persia dan India kala itu.

Afganistan dijuluki "Graveyard of Empires" lantaran kekuatan asing selalu gagal menginvasin.

Lantaran negara itu, kerap diserbu negeri lain. Dari mulai Persia, Mongolia, hingga yang terkini Amerika Serikat.

Baca Juga: Kembalinya Ronaldo ke Manchester United Ancam Bakal Rebut Posisi Edinson Cavani?

Seiring perkembangn politik di Afganisatan Ia sempat jaya, dan akhirnya kembali terpuruk saat Taliban berkuasa, Benarkah begitu? Simak artikel selengkapnya

Secara resmi, pemimpin Taliban menyampaikan bahwa mereka berkeinginan untuk memberikan hak-hak perempuan “sesuai dengan Islam”.

Melansir dari The Guardian, tetapi pernyataan ini disambut dengan keraguan besar, termasuk oleh para pemimpin perempuan di Afghanistan. Nyatanya, Taliban sejauh ini menunjukkan bahwa mereka akan menerapkan kembali rezim represif.

Pada Juli, PBB melaporkan bahwa jumlah perempuan dan anak perempuan yang terbunuh dan terluka dalam setengah tahun pertama 2021 hampir dua kali lipat lebih banyak dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Baca Juga: Merasa Dipermalukan, Aldi Taher Tantang Deddy Corbuzier untuk Debat di Podcastnya

Di daerah yang berada di bawah kendali Taliban, anak perempuan dilarang bersekolah dan kebebasan bergerak mereka dibatasi. Ada juga laporan terjadi perkawinan paksa.

Para perempuan mengenakan kembali cadar dan berusaha menghilangkan bukti-bukti mereka pernah mendapat pendidikan dan tentang kehidupan mereka di luar rumah demi melindungi diri dari Taliban.

Seorang perempuan Afghanistan anonim menulis di The Guardian:

Saya tidak menyangka bahwa kami akan kehilangan semua hak dasar kami lagi dan mundur ke masa 20 tahun yang lalu.

Baca Juga: Minum Teh Hijau Ala Warga Jepang Yu, Bisa Bangitkan Libido dan Bugar hingga Usia Senja

Setelah 20 tahun memperjuangkan hak dan kebebasan kami, kami harus segera mengenakan burkak dan menyembunyikan identitas kami kembali.

Banyak warga Afghanistan marah dengan kembalinya Taliban dan bagaimana komunitas internasional mengabaikan mereka. Terjadi protes di jalanan.

Perempuan bahkan mengangkat senjata untuk menunjukkan penolakan - sesuatu yang yang langka terjadi.

Tapi, ini semua tidak akan cukup untuk melindungi para perempuan dan anak-anak perempuan.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah