Australia Kembali Bersitegang dengan China Pasca Menlu Payne Tolak Permintaan Tiongkok

- 6 Agustus 2021, 15:17 WIB
Australia Kembali Bersitegang dengan China Pasca Menlu Payne Berikan
Australia Kembali Bersitegang dengan China Pasca Menlu Payne Berikan /@marise.payne/Instagram/

MEDIA PAKUAN - Australia dan China kembali bersitegang pasca Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, mengatakan negaranya tidak akan menerima tuntutan China hanya untuk perbincangan bilateral.

Diketahui sebelumnya bahwa China telah meminta Australia untuk memenuhi persyaratan tertentu jika ingin memulai pembicaraan bilateral kembali.

"Kami telah diberitahu oleh China bahwa mereka hanya akan terlibat dalam dialog tingkat tinggi jika kami memenuhi persyaratan tertentu. Australia tidak memberikan persyaratan pada dialog. Kami tidak dapat memenuhi persyaratan (mereka) sekarang," kata Payne dalam pidatonya di malam hari, di Canberra, Kamis, 6 Agustus 2021.
 
Baca Juga: Rizky Billar Dituduh Tak Niat Beri Hadiah Lesty Kejora Mobil Gara-gara Ini

Kabar itu seakan memperburuk hubungan China dan Australia yang sudah renggang sejak Australia melarang jaringan broadband 5G yang baru lahir pada 2018.

Kemudian kerenggangan tersebut semakin menjadi ketika Canberra tahun lalu menyerukan penyelidikan independen tentang asal usul pandemi virus corona, yang pertama kali dilaporkan di China.

Kerenggangan tersebut semakin dingin dengan China membalas dengan menarif komoditas Australia, termasuk anggur dan jelai, dan membatasi impor daging sapi, batu bara, dan anggur Australia.
 
Baca Juga: Konflik Dengan Palestina Mereda, Israel Perang Nuklir di Wilayah Perbatasan Libanon

Sementara itu, Kedutaan China di Canberra tidak segera menanggapi komentar pidato Payne.

Namun terlepas dari itu, China tetap menjadi mitra dagang terbesar Australia.

Dalam 12 bulan hingga Maret, Australia mengekspor barang senilai 149 miliar dolar Australia ke China, turun 0,6 persen dari tahun sebelumnya, namun ekspor telah tertolong oleh harga yang kuat untuk bijih besi, item tunggal terbesar dalam perdagangan dengan China.***

Editor: Siti Andini

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x