Pemerintah Inggris Segera Buka Lockdown, Sebagian Warga Malah Khawatir

- 15 Juli 2021, 16:59 WIB
Inggris Hapuskan Karantina dan Isolasi Bagi Pendatang yang Sudah Divaksin/ISTIMEWA
Inggris Hapuskan Karantina dan Isolasi Bagi Pendatang yang Sudah Divaksin/ISTIMEWA /


MEDIA PAKUAN-Inggris bakal memasuki hari kebebasan dari Covid-19. Masyarakat akan bebas melakukan aktivitasnya di luar rumah. 

Namun sebagian masyarakat justeru ketakutan virus tersebut akan menyebar kembali.

Dikabarkan, Perdana Menteri Boris Johnson akan menjalankan langkah ke empat, yaitu kebebasan semua orang dari penguncian yang mulai Senin, 15 Juli 2021.

Bahkan, tempat hiburan yang saat ini masih tutup seperti klub malam bisa dibuka kembali.
Baca Juga: Lonjakan Kasus Covid-19 Indonesia disoroti Stasiun TV Korea Utara
"Pada titik tertentu kita harus menemukan cara untuk bergerak maju," kata salah satu pendiri klub The Cause yang telah ditutup sejak Maret 2020, Eugene Wild di London utara.

"Saya tidak berpikir kita bisa melewati ini lagi dan bertahan secara finansial," tambahnya.

Sementara itu, di Belanda, klub malam dibuka selama dua minggu sebelum ditutup kembali. Sementara Israel menutup kembali pembatasan karena kasus Covid-19 malah semakin meningkat.

Profesor riset operasional di UCL,  Christina Pagel mengomentari kebijakan tersebut.

"Bukan tidak bisa dihindari bahwa Anda akan memiliki gelombang ke luar, itu hanya tak terhindarkan jika kita tidak akan melakukan apa-apa tentang itu," 
"Delta telah mengubah persamaan, membuatnya lebih sulit untuk mengandalkan vaksinasi untuk menurunkan kasus dengan sendirinya," lanjutnya.

Inggris menempati posisi ke tujuh angka kematian di dunia, dua pertiga orang dewasa Inggris telah menerima dua dosis vaksin.

Hal itu lah yang membuat Johnson lebih berani untuk terus maju dengan pelonggaran pembatasan, setelah pembatasan empat minggu karena varian Delta yang lebih cepat menular.

Sementara itu, menteri kesehatan Sajid Javid mengatakan, kasus bisa mencapai 100 ribu per hari. Lebih dari seribu ilmuwan telah menandatangani surat untuk mengutuk strategi pemerintah sebagai "tidak ilmiah dan tidak etis."
Baca Juga: Ratusan Mantan Tentara Israel Tuntut Pemerintah Hentikan Kekerasan pada Palestina
Selain itu, para kritikus mengatakan strategi itu tidak hanya akan menyebabkan kematian tetapi juga melemahkan COVID yang lama di banyak orang, juga  meningkatkan risiko bagi mereka yang rentan secara klinis.

"Membiarkan infeksi mengamuk di negara ini adalah kesalahan yang berbahaya," kata seorang profesor di Fakultas Kedokteran di Universitas Leeds, Stephen Griffin kepada media setempat.

"Saya tidak percaya bahwa vaksin kami berada pada tingkat yang cukup untuk memungkinkan ini terjadi dengan aman." lanjutnya.***


Editor: Hanif Nasution

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x