MEIDA PAKUAN - Pemerintah Australia putuskan perpanjang penguncian di Sydney ketika wabah corona di kota terbesar itu menyebar ke daerah-daerah yang sebelumnya tidak terinfeksi, Rabu, 14 Juli 2021.
"New South Wales akan memasuki minggu keempat penguncian dan itu berarti tantangannya meningkat," kata Perdana Menteri Scoot Morrison kepada penyiar Australia Nine Entertainment pada Rabu.
Sementara itu, Perdana Menteri Negara Bagian Gladys Berejiklian telah mengatakan bahwa, pembatasan saat ini akan berakhir pada hari Jumat, dan hanya akan dicabut jika mendapat laporan jumlah kasus terinfeksi baru mendekati nol.
Baca Juga: Bela Muslim Uyghur, Erdogan Minta Xi untuk Tidak Membedakan dengan Warga China Lainnya
Jumlah kasus memang turun dalam beberapa hari terakhir di Sydney, namun hal itu masih jauh di atas kriteria yang ditentukan.
Pada 26 Juni, Kota Syedney masuk pada penguncian dua minggu awal ketika varian Delta yang menular menyebar di kota pelabuhan tersebut.
Kemudian penguncian diperpanjang dan diperketat pada minggu berikutnya akibat kasus harian yang terus bergerak cepat.
Baca Juga: Bambang Trihatmodjo Akhirnya Angkat Bicara Setelah 20 Tahun Membisu, Mayangsari : Ia Menyelidikinya
Sementara itu, jumlah infeksi sejak pertama kali terdeteksi di pinggiran timur kota pada pertengahan bulan Juni, dan kini mencapai sekitar 800 kasus.
menurut daftar situs paparan potensial yang diterbitkan oleh otoritas kesehatan, virus tampaknya telah menyebar ke bagian daerah-daerah yang sebelumnya tidak terinfeksi.
Wabah ini juga telah menyebar ke daerah-daerah lain seperti Goulburn yang berjarak sekitar 200 kilometer barat daya dari Sydney.
Baca Juga: Ustaz Somad Lolos dari Maut Saat Terinfeksi Covid-19, Bagikan Tips Cara Mandiri Tanpa Kedokter
Selain itu, wabah Covid 19 juga telah melintasi ke negara bagian Victoria di mana tiga kasus ditemukan pada hari Selasa.
Sementara itu, pelacakan kontak cepat, penguncian cepat, dan menjaga jarak yang keras telah membantu Australia mengintrol angka COVID-19 lebih rendah dibandingakn dengan negara maju lainnya, dengan lebih dari 31.300 kasus dan 912 kematian.***