Sebut Presiden Rusia Sebagai Pembunuh, Joe Biden Dapat Balas Dendam Mengerikan dari Vladimir Putin

- 14 Juni 2021, 12:18 WIB
Sebut Presiden Rusia Sebagai Pembunuh, Joe Biden Dapat Balas Dendam Mengerikan dari Vladimir Putin
Sebut Presiden Rusia Sebagai Pembunuh, Joe Biden Dapat Balas Dendam Mengerikan dari Vladimir Putin /

MEDIA PAKUAN - Hubungan Rusia dan Amerika Serikat nampak semakin memburuk setelah Joe Biden menyetujui tanggapan pewawancara yang menyebut Presiden Rusia, Vladimir Putin, adalah seorang pembunuh.

Dan akhirnya, Vladimir Putin menunjukkan aksi balas dendam kepada Joe Biden yang seakan telah mengibarkan bendera perang terhadapnya.

Diketahui bahwa Joe Biden dan Vladimir Putin akan bertemu untuk pertama kalinya sebagai presiden pada KTT Jenewa yang akan digelar 16 Juni mendatang.

Baca Juga: Setelah Sanksi PBB, 10 Juta Penduduk Korea Utara Diambang Kematian

Namun pertemuan keduanya dianggap sebagai pertemuan panas mengingat hubungan antar negara yang buruk.

Kedua belah pihak telah menggambarkan bahwa hubungan mereka berada di titik terendah. Pejabat senior Rusia berada di bawah sanksi Amerika atas segala kesalahannya mulai dari mencaplok Krimea Ukraina hingga dugaan campur tangan pemilu.

Di samping itu, dua mantan marinir AS pun sekarang berada di penjara Rusia, di mana salah satunya menjalani 16 tahun kurungan atas tuduhan spionase.

Baca Juga: Prabowo Ungkap Kisah Mengejutkan Saat Jadi Tentara, Deddy Corbuzier Dibuat Terkejut Hingga Tak Percaya

Dan sebagai pembalasan terhadap reaksi Joe Biden pada bulan Maret, Rusia juga baru-baru ini memasukkan AS ke dalam daftar resmi "negara-negara yang tidak bersahabat"

Dan pasca hal itu, belum diketahui apakah kedua presiden tetap akan bersitegang ataukah merencanakan hal lain untuk hubungan yang lebih baik.

Namun yang jelas, Vladimir Putin menegaskan kepada TV pemerintah bahwa ada masalah yang mengharuskan dirinya bekerja sama dengan AS. Ia ingin memulai pembicaraan mengenai pengendalian senjata nuklir baru, membahas konflik regional termasuk Suriah dan Libya, dan perubahan iklim.

Baca Juga: Hanya Dapat 1 Kasus Covid-19, Negara Victoria Australia Desak Pemerintah Berikan Kelonggaran Pembatasan

"Jika kita dapat menciptakan mekanisme untuk menangani masalah-masalah itu, maka saya pikir kita dapat mengatakan bahwa pertemuan puncak itu tidak sia-sia," kata Putin.

Selain itu, pertemuan ini menurut Andrei Kortunov, direktur think-tank RIAC di Moskow, adalah masalah status.

"KTT itu penting dalam hal simbolisme; itu menempatkan Rusia di liga yang sama dengan AS, dan bagi Putin simbolisme bukanlah hal yang tidak penting,” ungkapnya.

Analis politik Lilia Shevtsova juga setuju dan berkata, "Putin pasti ingin setara dengan presiden AS. Dia ingin dihormati dengan syarat-syaratnya," ***

Editor: Siti Andini

Sumber: BBC


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah