Donald Trump Pernah Bela Palestina dan Sangat Benci Israel Karena Hal Ini

- 31 Mei 2021, 12:30 WIB
Donald Trump Pernah Bela Palestina dan Sangat Benci Israel Karena Hal Ini
Donald Trump Pernah Bela Palestina dan Sangat Benci Israel Karena Hal Ini /@realtrump/

MEDIA PAKUAN - Dalam politik setiap peristiwa terkadang menghasilkan hasil yang tak terduga dan tidak langsung, mulai dari skup nasional, regional, dan internasional.

Mantan Presiden Donald Trump tidak secara langsung melayani kebutuhan bantuan perjuangan Palestina, tetapi dalam arti politik dia membantu secara tidak langsung.

Peristiwa yang terjadi di lingkungan Syekh Jarrah dan Masjid al-Aqsa yang terjadi selama beberapa tahun terakhir akibat serangan roket Israel mengakibatkan banyak warga Palestina yang terbunuh.

Baca Juga: Kebiadaban Rezim Benjamin Paksa Militan Hamas Siapkan Puluhan Roket Baru, Iran: Akan Hantui Pemukiman Yahudi

Dari serangan roket Israel menewaskan banyak warga sipil Palestina, tak terkecuali perempuan dan anak-anak, sehingga memunculkan respons dari populasi besar yang pro-hak asasi manusia di AS.

Kejadian ini memaksa pemerintah ASuntuk menaikkan masalah Palestina dan Timur Tengah yang merupakan paling rendah ke daftar prioritas teratas bersama masalah Iran.

Perubahan kebijakan tersebut didorong oleh kesamaan antara tuntutan kesetaraan dalam masyarakat Amerika serta ketidak setaraan dalam masyarakat Palestina.

Baca Juga: Kisah Perjalanan Karier hingga Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Neymar Jr

Dimana warga sipil Palestina menjadi sasaran serangan militer Israel selama bertahun-tahun, maka pergeseran opini publik Amerika itu dianggap tidak mengherankan.

Peristiwa baru-baru ini di Palestina mendorongnya kembali ke pusat perhatian media Amerika untuk mengungkap praktik rasis di sebuah negara yang legitimasinya terhadap rakyat korban fasisme.

Yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir ini adalah semangat kebangsaan Palestina, yang sebagian besar dibawa oleh kaum muda menghadapi Israel yang terus memperluas wilayah ke bagian Palestina.

Bagian tersulit masih akan datang, yang secara keseluruhan adalah bagaimana memanfaatkan simpati yang tersebar luas di seluruh dunia, yang dipimpin oleh Washington, untuk mencapai kemajuan politik.

Baca Juga: Menlu Israel Datangi Mesir ' Gencatan Senjata Permanen dengan Hamas Palestina '

Sejumlah ahli berbicara tentang publikasi pejuang Hamas Palestina yang tidak mengakui kemungkinan hidup berdampingan dengan Israel.

Pemerintah AS saat ini bahkan mengungkapkan keinginan untuk solusi dua negara, dan menentang berurusan dengan Hamas untuk alasan yang sama.

Pada akhirnya, AS tak cukup membiarkan harga yang harus dibayar warga Palestina adalahdengan darah, air mata, kemiskinan, dan penindasan.

Pemerintah AS menyebut tak cukup dengan khayalan diantara banyak yang membuat orang Palestina berebut untuk mendapatkan penawaran tertinggi rasa keadilan kemanusiaan.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah