Baca Juga: Protes Jalanan Myanmar Menurun Akibat Kekerasan, Pejuang Etnis Menjadi Harapan Terakhir
Sementata itu, Duta besar AS, Jerman dan Inggris akan berpidato di acara virtual PBB, bersama dengan Direktur Eksekutif Human Rights Watch Ken Roth dan Sekretaris Jenderal Amnesty International Agnes Callamard, Rabu depan.
Acara itu dibuat bertujuan untuk "Membahas bagaimana sistem PBB, negara anggota dan masyarakat sipil dapat mendukung dan mengadvokasi hak asasi manusia anggota komunitas etnis Turki di Xinjiang," menurut undangan yang telah disebarkan.
Kelompok hak asasi sampai negara bagian Barat telah menuduh pihak berwenang Xinjiang melakukan kekerasan terhadap orang Uyghur di Kamp-Kamp, yang AS sebut itu sebagai genosida.
Baca Juga: Komentari Kehamilan Aurel Hermansyah, Lucinta Luna Langsung Diserbu Netizen
Selain itu, Washington pun kini telah melarang impor kapas dan produk tomat dari Xinjiang atas tuduhan kerja paksa sejak bulan Januari.
Sementara Beijing menyangkal atas tuduhan itu dengan mengatakan kamp tersebut sebagai pusat pelatihan kejuruan untuk memerangi ekstremisme agama.
"Beijing telah mencoba selama bertahun-tahun untuk menggertak pemerintah agar bungkam tetapi strategi itu telah gagal total, karena semakin banyak dan negara-negara maju untuk menyuarakan kengerian dan kebencian atas kejahatan China terhadap Uyghur dan Muslim Turki lainnya," kata direktur Human Rights Watch PBB Louis Charbonneau pada hari Jumat.***