MEDIA PAKUAN - Akibat kekerasan yang dilakukan pasukan militer pada pengunjuk rasa di jalanan Myanmar, kini aksi protes di kota-kota negeri itu menurun.
Pejuang etnis menjadi harapan masyarakat satu-satunya untuk melakukan perlawanan kepada junta militer.
Sejak kudeta pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi oleh junta militer Myanmar, hampir setiap hari protes dilakukan, walaupun kekerasan terus mengancam keamanan warga.
Baca Juga: Demi Mudik! Satu Keluarga Nekat Berjalan Kaki 15 km
Pada aksi pemberontakan kudeta tersebut, ratusan warga sipil telah tewas ditembak oleh militer Myanmar saat melakukan aksi.
Sementara itu, pada hari Jumat, Tentara gerilya dari etnis minoritas karen Myanmar diduga telah membakar sebuah pos militer pemerintah.
KNLA merupakan sayap bersenjata dari Serikat Nasional Karen, organisasi politik utama yang mewakili minoritas Karen, di mana letak kampung halaman mereka berada di bagian timur Myanmar.
Dua organisasi etnis bersenjata Karen dan Kacin merupakan kelompok utama yang bersekutu dengan gerakan melawan junta yang mengambil alih kekuasaan di Myanmar pada 1 Februari.
Baca Juga: Terkenal Seram! Gatot Nurmantyo Pesimis Pasukan Setan Bisa Basmi KKB Papua