Myanmar sudah dua bulan telah mengalami kekacauan, para demonstran melakukan pemogokan diberbagai bidang untuk melumpuh pemerintahan negara, tidak sedikit diantaranya diperlakukan kasar dan mematikan oleh pasukan keamanan Myanmar.
Kebanyakan korban diantara mereka adalah kaum muda, yang lahir di tahun-tahun terakhir pemerintahan.
Baca Juga: Gaungkan Deklarasi Tolak Kekerasan KKB, Elemen Masyarakat Dukung TNI Polri
Mengingat pada kontesnya pada hari Sabtu, dia berpidato dan sambil menahan air mata kesedihan yang mendalam.
"Saya mengendalikan perasaan saya saat itu karena saya perlu berbicara selama dua atau tiga menit kepada seluruh dunia," katanya.
"Saya perlu berbicara," katanya. "Saya banyak menangis dan juga sepanjang malam ketika saya kembali ke kamar saya, saya banyak menangis. Sampai sekarang ketika saya berbicara tentang Myanmar, saya juga banyak menangis." lanjutnya.
Baca Juga: Sinopsis Sinetron Samudra Cinta Episode 634 pada Malam ini Minggu 4 April 2021
Dia juga mengaku, bahwa dirinya tidak fokus menjalankan kompetisi tersebut karena merasa bersalah tentang orang-orang yang menderita di kampung halaman.
"Ratu kecantikan perlu tersenyum setiap saat, perlu terhubung dengan setiap orang, secara pribadi," katanya.
"Saya tidak bisa bahagia di sini karena (selama) saya melakukan aktivitas sehari-hari di sini, banyak orang yang meninggal di Myanmar." pungkasnya.