Sepasang Suami Istri Konsultan Asal Australia Ditahan di Myanmar

- 22 Maret 2021, 16:01 WIB
Ilustrasi. Pemerintah Thailand dituding memasok beras ke Myanmar selama kudeta berlangsung.
Ilustrasi. Pemerintah Thailand dituding memasok beras ke Myanmar selama kudeta berlangsung. /Reuters/STRINGER/REUTERS

MEDIA PAKUAN-Suami istri asal Australia yang bekerja sebagai konsultan pembangunan pertanian di Myanmar tidak boleh meninggalkan negara tersebut. Keduanya tidak diperbolehkan ke luar rumah, Senin 22 Maret 2021.
Baca Juga: Ada Diskon Hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay
Pasangan suami isteri tersebut adalah Christa Avery dan suaminya bernama Matt O'Kane. Mereka telah menjadi tahanan rumah Myanmar karena keterlibatannya dengan kelompok pemimpin terpilih yang digulingkan, Aung San Suu Kyi.

Baca Juga: Ditengah Krisis Myanmar, Menteri Luar Negeri Singapura Lakukan Kunjungan Ke 3 Negara Untuk Lakukan ini

Kondisi pasangan suami istri itu terungkap ketika Christa Avery menolak ikut penerbangan ke Australia pada hari Jumat. Alasannya mereka telah menjadi tahanan rumah di Myanmar. Hal itu dikatakan temannya seorang ekonom Universitas New South Wales yang ada di Sydney Tim Harcourt.

Harcourt mengatakan, pasangan ekonom tersebut berteman dengan penasihat kebijakan ekonomi Australia Sean Turnell, yang telah ditahan sejak awal kudeta.

Turnel ditangkap setelah beberapa minggu tiba di Yangon setelah penerbangannya dari Australia untuk menjadi penasihat pemerintah Aung San Suu Kyi yang digulingkan dalam kudeta militer 1 Februari.

Sebelumnya, Australia telah beberapa kali menuntut Myanmar untuk membebaskan Turnell.

Harcourt tidak menyangka pasangan konsultan tersebut ditahan karena persahabatan mereka dengan Turnell.

Baca Juga: Tidak Rela 4 Anggotanya Tewas, Militer Myanmar Berniat Balas Dendam Kepada Pengunjuk Rasa Anti Kudeta

"Mereka berdua bekerja di daerah di mana ada banyak uang bantuan asing yang masuk ke Myanmar," kata Harcourt, mengarah pada Turnell dan pasangan ekonom itu.

"Mungkin junta mencoba melacak dari mana uang asing masuk karena sebagian besar bantuan asing sekarang sudah mengering karena mereka (donor) tidak mau mendukung militer," tambahnya.

Harcourt mengatakan, Avery merupakan kelahiran Kanada dan kini memiliki berkewarganegaraan ganda, meninggalkan Sydney satu dekade lalu untuk bekerja di Myanmar.

Dia juga mengatakan, jumlah anggota komunitas Australia di Myanmar sangat sedikit dan "cukup bersahabat satu sama lain", jadi tidak heran jika mereka saling mengenal dengan Turnell.

Baca Juga: Pemerintah Arab Saudi Haramkan Masyarakat Lelakinya Menikah dengan Wanita Myanmar, Ini Alasannya

"Mereka dalam tahanan rumah jadi tidak seburuk Sean karena mereka membawanya pergi," kata Harcourt, yang juga teman Turnell.

"Saya hanya berharap mereka bisa tinggal di rumah detensi dan menunggu. Mungkin akan reda," tambahnya.***

Editor: Hanif Nasution

Sumber: APNews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x