MEDIA PAKUAN - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyetujui perintah sanksi baru bagi mereka yang bertanggung jawab atas kudeta militer di Myanmar.
Imbasnya, Kamis 12 Februari 2021, AS akan membekukan aset yang menguntungkan Burma.
Joe Biden mengatakan perintah eksekutif tersebut memungkinkan pemerintahannya agar segera memberikan sanksi para pemimpin militer.
Terutama para perwira yang mengarahkan kudeta. Termasuk kepentingan bisnis mereka serta anggota keluarga dekat.
Sementara itu, Washington akan mulai mengidentifikasi target putaran pertama pada minggu ini.
Sementara itu, Washington akan mulai mengidentifikasi target putaran pertama pada minggu ini.
Langkah tersebut untuk mencegah para jendral di Myanmar yang juga dikenal sebagai Burma melakukan langkah yang merugikan AS
Burma memiliki 1 miliar dolar dana pemerintah Myanmar yang disimpan di Amerika Serikat.
Burma memiliki 1 miliar dolar dana pemerintah Myanmar yang disimpan di Amerika Serikat.
Baca Juga: Disimpan Selama 12 Tahun, Sepatu Langka Barack Obama Dilelang Rp350 Juta
"Kami juga akan memberlakukan kontrol ekspor yang kuat," kata Biden.
"Kami juga akan memberlakukan kontrol ekspor yang kuat," kata Biden.
Bahkan kata Biden, akan membekukan aset AS yang menguntungkan pemerintah Burma. Termasuk mempertahankan dukungan kepada masyarakat Burma.
"Kami akan menggelontorkan bantuan untuk perawatan kesehatan, kelompok masyarakat sipil, dan bidang lain yang secara langsung menguntungkan rakyat Burma," kata Biden.
Baca Juga: Sinopsis Film Fight Back to School II (1992), Hadir di Bioskop TRANS TV Malam Ini, Kamis 11 Februari 2021
Bahkan kata Biden, AS siap untuk memberlakukan tindakan tambahan. "Kami akan terus bekerja dengan mitra internasional kami untuk mendesak negara lain untuk bergabung dengan kami dalam upaya ini." katanya.
Kudeta yang terjadi pada 1 Februari tersebut dan penahanan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi membuat Biden krisis internasional besar pertamanya.
"Saya kembali menyerukan kepada militer Burma untuk segera membebaskan para pemimpin dan aktivis politik yang demokratis," katanya.
Bahkan kata Biden, AS siap untuk memberlakukan tindakan tambahan. "Kami akan terus bekerja dengan mitra internasional kami untuk mendesak negara lain untuk bergabung dengan kami dalam upaya ini." katanya.
Kudeta yang terjadi pada 1 Februari tersebut dan penahanan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi membuat Biden krisis internasional besar pertamanya.
"Saya kembali menyerukan kepada militer Burma untuk segera membebaskan para pemimpin dan aktivis politik yang demokratis," katanya.
Baca Juga: Para Pesaingnya Krisis Chip Global, Toyota Bangga Tidak Terpengaruh Apa-apa
"Militer harus melepaskan kekuasaan yang direbutnya," lanjutnya.***
"Militer harus melepaskan kekuasaan yang direbutnya," lanjutnya.***