Kamala Harris Serukan agar Israel Segera Lakukan Gencatan Senjata di Gaza

4 Maret 2024, 16:48 WIB
Wakil Presiden AS, Kamala Harris, mendesak Israel dan Hamas agar segera menyepakati gencatan senjata di Gaza. /Epaper Media Indonesia

MEDIA PAKUAN - Dalam sambutannya di Alabama untuk memperingati 59 tahun peristiwa berdarah di AS, Wakil Presidem Amerika serikat Kamala Harris meminta agar proposal gencatan senjata selama enam minggu dalam perang Israel-Hamas diterima. Minggu, (3/3) waktu setempat.

Harris mengatakan bahwa ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok Hamas Palestina harus dihilangkan.

"Mengingat besarnya skala penderitaan di Gaza, harus ada gencatan senjata segera setidaknya selama enam minggu ke depan, dan itulah yang saat ini sedang dibahas,” kata Harris dalam pidatonya pada sebuah acara di Selma, Alabama.

Baca Juga: Tertarik Raih Gelar PhD di AS dengan Beasiswa? Ayo Gabung Webinar bersama Santri Mengglobal, Gratis!

Dia mengatakan gencatan senjata juga akan memungkinkan pembebasan sandera dan bantuan yang sangat dibutuhkan ke Gaza.

Pernyataan Harris itu pun disambut sorak-sorai dan tepuk tangan hadirin yang hadir dalam acara tersebut.

"Rakyat di Gaza kelaparan. Kondisinya tidak manusiawi dan rasa kemanusiaan kita memaksa kita untuk bertindak … Pemerintah Israel harus berbuat lebih banyak untuk meningkatkan aliran bantuan secara signifikan. Tanpa alasan,” tambahnya.

Seperti yang disampaikan Harris, pembicaraan mengenai gencatan senjata sebelum bulan suci Ramadan pekan depan, sedang berlangsung di Mesir.

Kelompok Hamas yang menguasai Gaza dilaporkan telah mengirimkan delegasi untuk putaran perundingan baru.

Baca Juga: Kemenangan Yaman di Laut Merah, Dominasi Maritim AS Runtuh

Sementara Israel tidak mengirimkan delegasinya karena pemerintah masih menunggu laporan terkait berapa banyak sandera dari Israel yang masih hidup dan berapa banyak tahanan Palestina yang dicari Hamas sebagai imbalan atas setiap sandera tersebut, demikian menurut laporan media Israel.

"Hamas mengklaim mereka menginginkan gencatan senjata. Ya, sudah ada kesepakatan di atas meja. Dan seperti yang telah kami katakan, Hamas perlu menyetujui kesepakatan itu,” kata Harris.

Yang bertindak sebagai mediator antara Hamas dan Israel, dua pihak yang saat ini tidak berbicara secara langsung satu sama lain, adalah Mesir dan Qatar.

Hamas diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh banyak negara, termasuk Israel, Jerman, dan Amerika Serikat. Serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober mengakibatkan kematian sekitar 1.200 orang di Israel, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.

Sekitar 250 orang diyakini telah disandera. Militer Israel mengatakan 130 sandera masih berada di Gaza, 31 di antaranya diyakini tewas. Respons militer Israel telah menyebabkan 30.410 kematian, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Hamas.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler