Sepekan Terakhir, Aksi Pelecehan dan Ancaman pada Muslim di Jerman Meningkat: Benarkah Kelompok Neo-Nazi?

10 Agustus 2023, 19:47 WIB
Ilustrasi Bendera Jerman. Aksi kekerasan terhadap muslim di Jerman Meningkat / PIXABAY/Karlheinz Pape /

MEDIA PAKUAN  - Pemimpin masyarakat Muslim Jerman pada Rabu, 9 Agustus 2023 mengatakan sejumlah tempat ibadah minoritas di seluruh Jerman menghadapi aksi kriminalitas.

Tidak hanya  peningkatan aksi vandalisme, tapi aksi  pelecehan hingga  ancaman.

Kemal Ergun, Presiden kelompok Muslim-Turki IGMG, menyampaikan kepada Anadolu ada lebih banyak tempat ibada. menerima surat ancaman.

Baca Juga: Fakta Baru Tawuran Maut di Gunungguruh Sukabumi : Pelaku Bukan Seorang Pelajar

Bahkan dalam  beberapa minggu terakhir  ancama dengan tanda tangan neo-Nazi alias 'NSU 2.0'.

"Kami tidak akan takut, kami tidak akan terintimidasi oleh ancaman semacam itu,_ katanya.

Namun dia sangat menyayangkan banyak dari upaya pembakaran terhadap tempat ibadah, yang dapat menghilangkan banyak nyawa, para penyerang tidak diselidiki dan ditangkap.

Dia mengatakan NSU 2.0” mengacu pada National Socialist Underground, sekelompok teror neo-Nazi yang didirikan pada tahun 2011 lalu.

Dia mengatakan kelompok tersebut telah  membunuh 10 orang dan melakukan serangan bom yang menargetkan imigran Turki dan Muslim.

Dari data terdapat 124 serangan terhadap Muslim dalam tiga bulan pertama 2023.

Termasuk serangan verbal dan fisik, surat ancaman, dan serangan pembakaran menargetkan temoat-tempat ibadah.

Baca Juga: Krisis Kekeringan di Sukabumi Berdampak Ganda, Gangguan Pencernaan hingga Kekurangan Cairan

Ergun meminta otoritas untuk melakukan penyelidikan mendalam atas kejahatan tersebut dan mengadili para penyerang.

Ia juga mewajibkan atas  sikap tegas melawan kebencian anti-Muslim dan ekstremisme sayap kanan.

"Sayangnya, rasisme adalah kenyataan di Jerman. Jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa partai politik yang rasis dan fasis (AfD) menjadi partai terbesar kedua di negara ini. Hal ini menunjukkan bahwa kita menuju masa berbahaya," ujarnya.

Jajak pendapat baru minggu lalu menempatkan partai anti imigran Alternative for Germany (AfD) berada di tempat kedua, di atas partai Demokrat pimpinan Kanselir Olaf Scholz.

Burhan Kesici, ketua Dewan Islami untuk Republik Federal Jerman, menjelaskan bahwa para politisi dari partai demokratik seharusnya menentang populisme sayap kanan dan melawan pesan Islamofobia mereka.

"Kami berharap dari otoritas politik untuk memperluas dukungan mereka terhadap masyarakat Muslim. Mereka seharusnya menggarisbawahi dalam pidato mereka bahwa Muslim adalah bagian dari negara ini, dan mereka bukan ancaman bagi masyarakat," ujar Kesici.

Baca Juga: Waspada Kekeringan di Sukabumi, BPBD dan PMI Distribusikan Air Bersih: Warga Keluhkan Sumur Mengering

Ia juga meminta agar keamanan lebih ketat lagi oleh kepolisan untuk melindungi masjid-masjid dan institusi Islam.

Beberapa tahun lalu , Jerman menyaksikan peningkatan rasisme dan Islamfobia, yang dipicu oleh propaganda kelompok neo-Nazi dan sayap kanan AfD.

dengan mengeksploitasi krisis pengungsi dan upaya menanamkan ketakutan kepada imigran.

Dari data terbaru, polisi mencatat 610 kejahatan kebencian Islamofobia pada 2022 di seluruh negeri.

Lalu, sekitar 62 tempat ibada muslim diserang antara Januari hingga Desember tahun lalu.

Dan setidaknya 39 orang terluka akibat kekerasan anti-Muslim.

Jumlah penduduk mencapai 84 juta orang, Jerman memiliki populasi Muslim kedua terbanyak di Eropa Barat setelah Prancis.

Baca Juga: Masak Asik Begini, Resep Dorayaki Asli dari Negara Sakura

Di antara hampir 5,3 juta Muslim di negara itu, 3 juta berasal dari Turki.***Sasi Novita Sari



Editor: Ahmad R

Sumber: m.antaranews.com/berita/3674931/muslim-jerman-hadapi-peningk

Tags

Terkini

Terpopuler