Komandan Mobilitas Angkatan Udara AS, Jenderal Mike Minihan Prediksi Perang AS China Terjadi pada 2025

11 Februari 2023, 02:17 WIB
Resah dengan Tindakan AS, China Dekati Sejumlah Negara Demi Dapat Dukungan /Reuters/

MEDIA PAKUAN - Komandan Mobilitas Angkatan Udara AS (AMC) Jenderal Mike Minihan, memprediksi perang yang tak terhindarkan antara AS dan China pada tahun 2025.

Dalam sebuah memo yang bocor ke media, kepada para perwiranya, Jenderal Bintang Empat itu menginstruksikan personel AMC untuk melakukan latihan dan persiapan secara hukum menghadapi hal tersebut.

Prediksi blak-blakan dari seorang pejabat AS juga diperkuat dengan pernyataan Presiden Joe Biden bahwa AS akan turun tangan jika China menginvasi Taiwan.

Baca Juga: Pria Palestina Tabrak Halte Bus yang Dipadati Pemukim Yahudi, Dua Orang Tewas di Tempat

Dalam sebuah artikel RT, analis politik Timur Fomenko, menyebut ketika seorang jenderal memprediksi konflik yang tak terhindarkan, maka akan muncul resiko serangan pendahuluan.

Meskipun memo tersebut bukanlah pernyataan resmi militer AS, tetapi pengaruh militer AS bisa mempengaruhi pembuatan kebijakan luar negeri AS secara umum.

Sejak akhir Perang Dunia 2 atau puncak perang dingin, AS melihat dirinya sebagai penguasa hegemoni global yang sah dan permanen.

Untuk mencegah munculnya kekuatan lain, dengan resiko besar, AS siap menggunakan segala cara yang diperlukan seperti di Ukraina.

AS memandang China sebagai kekuatan baru yang mengancam hegemoni regional atau internasional.

Baca Juga: Tegang ! Polandia Tutup 4 Pintu Perbatasan Utama dengan Belarusia: Tindakan Berbahaya Tidak Rasional

Saat ini di dunia multipolaritas muncul dimana sejumlah kekuatan baru akan mengubah tatanan internasional.

Berbeda dengan bipolaritas, dua kekuatan bersaing untuk hegemoni, seperti AS dan Uni Soviet selama perang dingin.

Bipolaritas membentuk stabilitas, dimana kemampuan militer berimbang dengan taruhan potensi konflik sangat tinggi.

Sejarah Perang Dunia 1 pada tahun 1914 membuktikan multipolaritas menciptakan lingkungan internasional yang tidak aman, tidak dapat diprediksi, dan kompetitif.

Saat itu negara-negara Eropa bersaing, memperluas ambisi imperialis, membentuk aliansi dan perlombaan senjata, yang berakhir dengan Perang Dunia 1.

Saat ini AS berusaha melemahkan saingannya dengan memicu perlombaan senjata dan memperluas NATO, yang telah memicu konflik dengan Rusia di Ukraina.

Pemerintahan Biden memperluas hal tersebut ke Asia Timur untuk mencegah China, dengan aliansi Quad dan AUKUS.

Seperti di Ukraina ketika satu negara mempersenjatai diri, menargetkan yang lain, yang lain merespons, dan menciptakan siklus eskalasi.

Pada Perang Dunia 1, setelah Austria dan Hongaria (sekutu Jerman) menyatakan perang terhadap Serbia, Jerman menyerang Perancis terlebih dahulu, melalui Belgia.

Karena saat itu Jerman percaya bahwa perang dengan Perancis (sekutu Rusia) tidak dapat dihindari.

Hari ini, Beijing yang biasanya menghindari risiko, apakah akan menyerang AS atau Jepang, sebelum turun tangan melindungi Taiwan?

Namun pernyataan jenderal AS ini tidak dapat dianggap remeh, AS yang terus meningkatkan ketegangan dengan Beijing, jika salah perhitungan maka perang akan terjadi lebih cepat.***

Editor: M Hilman Hudori

Sumber: RT

Tags

Terkini

Terpopuler