MEDIA PAKUAN - Sejak krisis Ukraina, Serbia terus menghadapi banyak tekanan dari Barat, terutama dari AS. Kebijakan Serbia yang menentang sanksi AS kepada Rusia, mengakibatkan ketidakpuasan dari Barat dan AS.
Pakar militer China, Song Zhongping mengatakan, AS dan NATO telah berupaya mendorong pasukan pro-AS di Serbia untuk menghancurkan Serbia.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic pada hari Selasa mengecam pemerintah Barat dan etnik Albania Kosovo karena merencanakan kerusuhan dan membunuh orang Serbia yang menjaga barikade.
Baca Juga: Tabrakan Beruntun, 200 Kendaraan Bertumpuk di Jembatan Sungai Kuning China, Tewaskan 1 Orang
WATCH: #BNNKosovo Reports
Unidentified individuals in #Kosovo set fire to barricades after Serbian President Aleksandar Vucic (@avucic) ordered their removal amid rising tensions. pic.twitter.com/dSpS86bbsf— Gurbaksh Singh Chahal (@gchahal) December 29, 2022
Dalam salah satu video di Twitter memperlihatkan orang tidak dikenal membakar barikade yang dibuat oleh orang Serbia di Kosovo.
Menurutnya Serbia telah lama menjadi duri bagi AS, karena hubungan dekat dengan Rusia dan China, dua rival utama Washington.
NATO yang tidak mentolerir pengaruh China dan Rusia di Balkan, menjadikan Kosovo sebagai kartu penting untuk mencapai tujuan ini.
Gao Jian, direktur Pusat untuk Inggris Studi di Universitas Studi Internasional Shanghai, memperkirakan bahwa skenario krisis di kawasan Balkan, akan mengganggu kepentingan seluruh Eropa.
Eropa yang telah mengikuti langkah Washington dalam mendukung Ukraina, saat ini telah jatuh ke dalam krisis energi dan ekonomi.