Berokar Menekan Produksi Opium, Taliban Berkuasa, Perdagangan Narkoba Malah Meningkat

14 Juni 2022, 10:24 WIB
Berokar Menekan Produksi Opium, Taliban Berkuasa, Perdagangan Narkoba Meningkat 40 % /Ilustrasi /Antara

MEDIA PAKUAN - Menurut laporan Rueters Afghanistan merupakan produser opium terbesar dunia yakni 5000 hingga 6000 ton opium mentah pertahunnya.

Usai dikuasia Afganisan oleh Taliban, rezim Taliban berkoar-koar mengklaim akan menekan produksi opium.

Hal itu dianggap mustahil,jika dicocokan dengan kontribusi opium terhadap perekonomian pemerintah Taliban di era tahun 1980-an.

Seperti diketahui, setelah penarikan tentera NATO pada tahun silam ladang opium (Poppy) di Afganistan malah bertambah 40 persen menjadi 210.000 hektar.

Baca Juga: Mencari Rumput Tikar, seorang Wanita Tewas Diserang Kuda Nil di Afrika Selatan

Taliban hanya akal-akalan politis di masa tanam, diperkirakan opium yang dihasilkan tanaman ephedera itu bakal panen di pertengahan 2023.”

Sejak tahun1996, Taliban berhasil merebut Afghanistan. Produksi opium mencapai rekor tertingginya pada 1999 dengan jumlah 4.600 ton per tahun.

Pemerintahan Taliban saat itu melegalkan masyarakatnya untuk memproduksi opium dengan pajak 10 persen.

Lewat pajak tersebut, Taliban mampu meraup USD9 juta untuk mendanai militer dan membentuk pemerintahan.

Baca Juga: Emmeril Kahn Mumtadz Sudah Beristirahat dengan Tenang, Ridwan Kamil Tulis Jadwal Waktu Ziarah untuk Masyarakat

Satu tahun kemudian, petinggi Taliban saat itu, Mullah Omar melarang warganya menanam Opium. Menurutnya hal tersebut bertentangan dengan ajaran Islam.

Pada musim panen tahun 2021 yang berakhir Juli lalu, menurut laporan Badan PBB untuk narkoba, diperkirakan 6.800 ton opium telah diproduksi Afganistan. Jumlah ini meningkat sekitar 8 persen dari hasil panen tahun 2020.

UNODC mengestimasikan bisnis opium di Afganistan menghasilkan antara $1,8 miliar hingga $2,7 miliar (sekitar Rp25,8 hingga Rp38,7 triliun) pada tahun 2021, atau sekitar sepersepuluh dari kegiatan ekonomi di negara itu.

Selama periode pertama pemerintahan Taliban dari tahun 1996 hingga 2001, mereka melarang produksi opium, yang mengakibatkan produksi anjlok pada tahun 2001.

Baca Juga: Pria di Meksiko Hangus Dibakar, Dituduh Penculik Anak di Media Sosial: Dituduh Perdagangan Anak

Namun, setelah Taliban digulingkan dari kekuasaan pada tahun yang sama, produksi opium melonjak lagi.

Kini Taliban mengklaim ingin memerangi penanaman opium dan perdagangan narkoba di Afganistan. Setelah mengambil alih kekuasaan pada bulan Agustus 2021, Taliban mengumumkan niat mereka untuk mengurangi produksi opium hingga nol.

Namun Taliban dikenal menggunakan perdagangan narkoba untuk membiayai operasi militan mereka.

Menurut pemerintah Amerika Serikat, sekitar 60% dari pendapatan tahunan Taliban dihasilkan dari penanaman dan perdagangan narkoba.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: AFP Rueters

Tags

Terkini

Terpopuler