MEDIA PAKUAN - Suriah telah menjalani masa-masa dimana tidak habis akan peristiwa perang, pada 2020 munculnya kelompok jajaran klan Assad yang menguasai Suriah dan 2021 ketika para pemimpin mengambil upaya dalam memperebutkan daerah legitimasinya.
Meskipun beberapa negara akhir-akhir ini sudah mencoba membawa kembali rezim ke pangkalan Arab, sampai membuka kembali kedutaan Suriah di Damaskus, Namun presiden Suriah hanya ketergatungan kepada seorang dermawan Rusia dan Iran yang membuat negaranya hanya bisa tumbuh.
Dilaporkan juga presiden Rusia Vladimir Putin telah menerima presiden Suriah Bashar Assad di Moskow dalam pertama kali pada 2018 silam, memanf tidak diragukan lagi bahwa pihak Rusia akan membantu Suriah dalam merehabilitasi mitranya dari Suriah.
Baca Juga: Siapa Ya? Penyanyi Inisial T Diramal Akan Bernasib Cemerlang Ditahun 2022
Bantuan Rusia juga bertujuan untuk menegua Turki dan AS dalam keterlibatannya yang berkelanjutan di Suriah yang membuat negara mereka menanggung masalah-masalah di sana.
Ketergantungan Suriah kepada Rusia dan Iran itu disebabkan ekonomi yang semakin memburuk, isolasi diplomatik negara itu, kerentanan militernya, partisi de facto, dan kurangnya dukungan rakyat kepada pemerintah Suriah.
Secara geografis, Suriah terbagi kekuasannya yang sebagian besar dikuasai oleh rezim, pemberontak di barat laut, dan pemerintah Kurdi sendiri yang membuat distribusi bantuan vaksin Covid-19 menjadi semakin sulit.
Pasukan Rusia, Turki dan AS yang sebelumnya ditempatkan di Suriah untuk mempertahankan keterpurukan Suriah, dengan celah-celah antara bidang pengaruh masing-masing yang diisi oleh tentara bayaran, para pedagang dan sisanya Daesh.
Banyak kota Suriah yang masih berada dalam reruntuhan dan jutaan warga dilaporkan mengungsi untuk menghindari masalah tersebut, baik internal maupun eksternal, yang seringkali berada dalam masa-masa genting.
Saat ini sebagian masalah-masalah di Suriah dilakukan oleh pihak rezim di sana berupa kasus pemberontakan, pembunuhan, sampai pembantaian yang tak kunjung mereda di negara itu.***