Niat Singkirkan Taliban, AS Malah Hengkang dari Afganistan, Berikut Kondisi 20 Tahun Terakhir

2 September 2021, 11:24 WIB
Isolasi Taliban bakal berdampak buruk pada Afghanistan /Stringer / Reuters /

MEDIA PAKUAN - Perang Afganistan menewaskan puluhan ribu orang dan memaksa jutaan orang menjadi pengungsi.

Dilansir dari the York Time, beberapa pekan setelah kelompok Al Qaidah menyerang AS pada 11 September 2011, Presiden George W Bsuh mengumumkan pasukan AS melancarkan serangan terhadap kelompok teroris dan Taliban di Afghanistan.

Dengan jatuhnya Taliban pada 2001, kesejahteraan para perempuan meningkat drastis, meski peningkatan ini parsial dan rapuh.

Perempuan sekarang memegang posisi sebagai duta besar, menteri, gubernur, anggota polisi, dan pasukan keamanan.

Baca Juga: Taliban Berkuasa, Afganistan Kembali ke masa kegelapan, Inilah Jeritan Para Perempuan

Pada 2003, pemerintahan baru turut mengesahkan Konvensi PBB tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan, yang mengharuskan negara-negara untuk memasukkan kesetaraan gender ke dalam hukum yang berlaku di dalam negeri.

Konstitusi Afghanistan 2004 menyatakan bahwa “warga Afghanistan, laki-laki dan perempuan, memiliki hak dan kewajiban yang sama di depan hukum”.

Sementara itu, sebuah undang-undang pada 2009 diperkenalkan untuk melindungi perempuan dari kawin paksa dan kawin bawah umur, dan kekerasan.

Menurut Human Rights Watch, undang-undang tersebut berdampak pada kenaikan dalam laporan, investigasi, dan - pada tingkat yang lebih rendah - hukuman atas kejahatan kekerasan terhadap perempuan.

Baca Juga: Ali Disogok Pemilik Tuyul, Tuyul Menangis Meraung Raung Warga Ketakutan

Walau negara ini telah berubah hampir tidak ada anak perempuan yang tidak sekolah, hingga memiliki puluhan ribu siswa perempuan di universitas, kemajuan yang selama ini terjadi termasuk lambat dan tidak stabil.

Namun sayang UNICEF melaporkan bahwa dari 3,7 juta anak Afghanistan yang putus sekolah akibat kemiskinan dan perang yang berkepanjangan, sekitar 60% adalah perempuan.

Padahal, AS dan sekutunya datang ke Afghanistan 20 tahun yang lalu dengan rencana untuk menyingkirkan Taliban dan melindungi hak-hak perempuan.

Namun, hingga saat ini kebanyakan orang Afghanistan merasa tidak pernah merasakan kedamaian selama hidup mereka.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Tags

Terkini

Terpopuler