Sedang Bersihkan Ranjau, 10 Pekerja Afghanistan Malah Tewas oleh Kelompok Tak Dikenal

10 Juni 2021, 11:26 WIB
Kelompok Taliban /Reuters/

MEDIA PAKUAN - 10 pekerja yang tergabung dalam Halo Trust, organisasi ranjau terbesar di Afghanistan, tewas oleh kelompok tak dikenal ketika sedang melakukan pembersihan.

Pembersihan ranjau ini telah dilakukan selama bertahun-tahun sejak Taliban digulingkan pada tahun 2001. Setelah konflik selama beberapa dekade, Afghanistan dipenuhi dengan ranjau dan persenjataan yang tidak meledak.

Ketika melakukan pembersihan pada Selasa kemarin, mereka tiba-tiba diserang yang mengakibatkan 16 orang terluka dan 10 orang tewas. Sementara itu, diketahui ada 110 pekerja di kamp pada saat serangan itu terjadi.

Baca Juga: Gedung Lima Lantai Di Korea Selatan Runtuh, Bus Hingga Warga Terkubur di dalam Puing-puing Bangunan

Melansir laporan CNN Internasional, seorang pejabat di daerah itu mengatakan sebagian besar pekerja yang selamat melarikan diri ke desa-desa terdekat setelah serangan itu dan polisi bekerja untuk membantu mereka.

Mengenai penyerangan ini, para pejabat Afghanistan menyalahkan gerilyawan Taliban, kelompok yang berjuang untuk menggulingkan pemerintah Afghanistan yang didukung asing.

"Taliban membawa mereka ke satu ruangan dan menembaki mereka," kata juru bicara polisi provinsi Jawed Basharat.

Baca Juga: Aksinya Terekam CCTV, Pelaku Begal Payudara di Depok Di Buru Polisi

Selama ini, Taliban memang sering menyerang pekerja ranjau karena pekerjaan mereka sering membantu menjinakkan bom pinggir jalan yang ditanam pemberontak, kata pejabat pemerintah.

Taliban telah memerangi pasukan pemerintah di 26 dari 34 provinsi, dan gerilyawan baru-baru ini merebut lebih dari 10 distrik, lanjut pejabat pemerintah.

Namun seorang juru bicara Taliban membantah terlibat dalam serangan ini, meski pejabat senior pemerintah di ibu kota Kabul menepisnya dengan mengatakan, "Ini jelas merupakan eksekusi oleh Taliban."

Baca Juga: Kakek Sadis Terancam Hukuman Mati Pasca Polres Aceh Jaya Ungkap Terbunuh Bayi Merah

Di sisi lain, PBB melalui juru bicara PBB Stephane Dujarric kepada wartawan di New York, menyerukan penyelidikan penuh untuk memastikan pihak yang bertanggung jawab atas serangan mengerikan ini.

"PBB berkomitmen untuk tinggal dan melahirkan di Afghanistan. Para pekerja bantuan, khususnya wanita, menghadapi peningkatan serangan dan pelecehan saat mereka melakukan pekerjaan mereka," kata Dujarric.

"Pihak-pihak dalam konflik di Afghanistan sangat didesak untuk melindungi warga sipil, pekerja bantuan, dan infrastruktur sipil, termasuk sekolah dan rumah sakit, sesuai dengan hukum humaniter internasional," sambungnya. ***

Editor: Siti Andini

Sumber: CNN Internasional

Tags

Terkini

Terpopuler