Hanya Karena Menyindir, Penyair Myanmar Tewas di Tangan Junta Militer Hingga Organ Tubuh Hilang

10 Mei 2021, 11:14 WIB
Hanya Karena Menyindir, Penyair Myanmar Tewas di Tangan Junta Hingga Organ Tubuh Hilang /The Straits Times/

MEDIA PAKUAN - Seorang penyair Myanmar tewas di tangan junta militer setelah melewati penyiksaan di dalam tahanan.

Penyair tersebut awalnya ditahan karena melakukan perlawanan terhadap junta dengan sindiran puisinya.

Khet Thi bukanlah penyair Myanmar yang meninggal pertama kali oleh Militer, dia merupakan penyair ketiga yang tewas selama protes sejak kudeta 1 Februari.

Baca Juga: Korupsi Lagi, KPK Kali Ini Amankan Bupati Nganjuk Novi Rahman

Khet Thi adalah teman K Za Win, 39, seorang penyair yang juga meninggal ditembak oleh militer Myanmar saat protes di Monywa pada awal Maret.

Sebelumnya Khet Thi adalah seorang insiyur dan berhenti pada tahun 2012. Setelah itu ia fokus pada puisinya sambil membuka usaha menjual eskrim dan kue, untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya.

"Saya tidak ingin menjadi pahlawan, saya tidak ingin menjadi martir, saya tidak ingin menjadi orang lemah, saya tidak ingin menjadi orang bodoh," tulisnya dua minggu setelah kudeta.

Baca Juga: Gadis Arab Tidak Mau Menikah dengan Laki Laki Luar? Ternyata ini Alasannya

"Saya tidak ingin mendukung ketidakadilan. Jika saya hanya punya waktu satu menit untuk hidup, saya ingin hati nurani saya bersih untuk saat itu."

Sebelum meninggal dia menulis pengakuan tentang dirinya dan menyebutkan dirinya bukan seorang yang pandai menggunakan senjata, namun dia menyiratkan bahwa sikapnya berubah.

"Orang-orang saya ditembak dan saya hanya bisa melempar puisi," tulisnya.

"Tapi jika kamu yakin suaramu tidak cukup, maka kamu harus memilih senjata dengan hati-hati. Aku akan menembak." lanjutnya.***

Editor: Siti Andini

Sumber: The Straits Times

Tags

Terkini

Terpopuler