MEDIA PAKUAN - Negara Myanmar mulai kacau sejak 1 Februari, saat penggulingan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi yang diduga membuat kecurangan dalam pemilihan.
Myanmar pun dikuasai oleh junta militer yang melakukan kudeta terhadap pemimpin Aung San Suu Kyi sehingga menimbulkan banyak kericuhan dan aksi demonstrasi di mana-mana.
Namun setelah lebih dari dua bulan berlalu, penentang kudeta akhirnya memutuskan untuk diam dan mengosongkan jalan.
Pada Jum'at, 16 April 2021, para pengunjuk rasa Myanmar menyerukan untuk melakukan "serangan diam-diam," setelah 700 warga sipil tewas oleh pasukan keamanan.
Mereka berpikir bahwa diam mungkin bisa diartikan sebagai protes yang paling keras.
Sementara itu, Hari Jumat ini diketahui merupakan hari ke tiga Thingyan (Hari Tahun Baru Tradisional). Dan untuk tahun ini, kebanyakan orang-orang tidak melakukan perayaan yang biasa, melainkan fokus terhadap protes mereka melawan para jendral yang menggulingkan pemerintahan Suu Kyi.
Setidaknya dua orang tewas dalam kekerasan semalam di pusat kota Myingyan, seperti dilaporkan Radio Free Asia.
Pada hari kamis, dua penyelenggara protes terkemuka pun ditangkap dengan seorang aktor dan penyanyi, akibat keduanya berbicara menentang kudeta.
Hari-demi hari para pengunjuk rasa anti kudeta turun ke jalan untuk menyuarakan protes mereka.
Namun kini, mereka nampaknya akan melakukan protes diam-diam.
"Mari kita heningkan jalan," menurut postingan pemimpin protes Ei Thinzar Maung di halaman Facebook-nya.
Baca Juga: Akibat Tembakan Membabi Buta Tentara Myanmar di Wilayah Masjid, 1 Pemuda Tewas
"Kita harus melakukan Serangan Diam untuk menunjukkan kesedihan kita bagi para martir yang telah menakut-nakuti hidup mereka. Suara paling sunyi adalah yang paling keras." kata Thinzar Maung. ***