1.522 Orang Indonesia Depresi Akibat Corona, Gangguan Mental ini Mengapa masih dianggap Sepele

- 12 Oktober 2020, 13:51 WIB
Ilustrasi depresi.
Ilustrasi depresi. /PIXABAY/ Geralt

Baca Juga: Warga Sukabumi Pasrah Penularan Covid-19 Terus Bertambah Seiring Penegakan Protokes Melemah

Belajar dari pengalaman masa lalu, WHO menilai kebutuhan akan kesehatan mental dan dukungan psikososial akan meningkat secara substansial dalam beberapa bulan atau tahun mendatang.

Oleh karena itu, investasi di program kesehatan mental level nasional maupun internasional, yang sudah kekurangan dana kronis selama bertahun-tahun sebelum pandemi terjadi, sekarang menjadi jauh lebih penting daripada sebelumnya.

Baca Juga: Warga Sukabumi Pasrah Penularan Covid-19 Terus Bertambah Seiring Penegakan Protokes Melemah

Prevalensi gangguan mental semakin tinggi setiap tahunnya. Jenis gangguan mental dengan prevalensi tertinggi adalah penyakit anxiety, yang biasa dicirikan dengan kecemasan/kepanikan yang berlebihan.

Disusul oleh depresi, penggunaan alkohol dan narkoba dan bipolar. Meski tidak nampak secara fisik, penyakit gangguan mental dapat menimbulkan komplikasi sistemik dan berujung pada kematian.

Sayangnya, masalah-masalah gangguan mental masih dipandang sebelah mata dan minim perhatian.***

Halaman:

Editor: Popi Siti Sopiah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x