Bahas Kemungkinan Terburuk Tsunami 20 Meter Bupati Garut : 25 Ribu Korban Jiwa

- 28 September 2020, 21:27 WIB
Ilustrasi terjadinya Tsunami.
Ilustrasi terjadinya Tsunami. //

MEDIA PAKUAN - Hasil riset yang dilakukan Institut Teknologi Bandung (ITB) menyebutkan, akan ada potensi gempa yang bisa menyebabkan tsunami 20 meter di wilayah Indonesia, termasuk di selat jawa.

Bupati Garut, Rudy Gunawan menyebutkan, jika sampai gempa tersebut terjadi, maka Pekab Garut akan kesulita melakukan mitigasi secara cepat.

Hal itu disebabkan, karena Kabupaten Garut memiliki banyak daerah dataran rendah di sepanjang pesisir pantai selatan.

Baca Juga: Alat Peringatan Tsunami Rusak Total BPBD Sukabumi Sebar TWS Baru

Dilansir dari artikel Pikiran-rakyat.com berjudul "Soal Tsunami 20 Meter dan Gempa Megathrust, Bupati Garut Bicara Kemungkinan Jumlah Korban Terdampak"

"Wilayah Kecamatan Pameungpeuk akan jadi salah satu daerah yang akan sangat terdampak jika sampai tsunami dengan ketinggian 20 meter itu terjadi. Daeraha itu bisa luluhlantak diterkang tsunami yang sangat dahsyat mengingat di wilayah kotanya saja ketinggiannya hanya mencapai 7 meter di atas permukaan laut (mdpl)," ujar Rudy, Senin 28 September 2020.

Dikatakannya, bahkan bukan hanya wilayah Kecamatan Pameungpeuk yang akan sangat terdampak apabila bencana itu sampai terjadi. Sedikitnya ada tujuh kecamatan yang akan merasakan dampak yang sangat parah terutama daerah-daerah yang ketinggiannya tak smpai 20 meter mdpl.

Baca Juga: Alat TWS Rusak Warga Cicurug Sukabumi Ciptakan Alat Pendeteksi Dini Tsunami

Selain itu, tutur Rudy, akan ada sedikitnya 25 ribu jiwa yang tersebar di tujuh wilayah kecamatan tersebut dengan jumlah sekitar 5 ribu rumah yang juga akan terdampak. Selain Pameungpeuk, wilayah kecmatan yang akan mengalami dampak lur biasa di antaranya Cibalong, Cikelet, dan Caringin.

Rudy menyampikan, sebagai langkah antisiapsi, pihaknya akan melakukan simulasi mitigasi bencana di wilayah selatan Garut. Di sisi lain diakuinya kalau alat yang dimiliki pihaknya saaat ini sangat terbatas, apalagi sejumlah alat pendeteksi tsunami dalam kondisi rusak.

Sebagai langkah awal, pihaknya terlebih dahulu menyiapkan jalur untuk evakuasi. Kebetulan di wilayah Pameungpeuk ada suatu daerah yang ketinggiannya mencapai di atas 40 hingga 50 mdpl sehingga dinilai aman untuk tempat evakuasi.

Baca Juga: Alat Deteksi Dini Tsunami Di Sukabumi Rusak Warga Inovasi TWS 'Ala' Cicurug

Menurut Rudy, pihaknya akan mengalami kesulitan ketika harus melakukan evakuasi hanya dalam jangka waktu 10 menit. Dalam waktu sesingkat itu, akan banyak warga yang berduyun-duyun ke tempat evakuasi sehingga.

Sesuai hasil simulasi yang telah dilakukan, efektifnya diperlukan waktu minimal 30 menit untuk proses evakuasi warga. Padahal, jika bencana tersebut terjadi, hasil perhitungan waktunya hanya ada 10 menit untuk melakukan evakuasi.

Dengan waktu evakuasi yang sangat terbatas, katanya, minimal bisa mengurangi jumlah korban jika bencana terjadi. Warga pun akan diimbau agar secepat mungkin menyelamatkan diri ke lokasi yang sudah ditentukan.

Baca Juga: Perangkat Peringatan Dini Tsunami ala Cicurug Sukabumi Viral Sebagai Bentuk Keprihatinan

"Kami minta, begitu gempa megathrust terjadi, jangan banyak pertimbangan tapi harus langsung menyelamatkan diri ke tempat evakuasi. Utamakan keselamatan jiwa, jangan pikirkan harta benda dan yang lainnya," katanya.

Rudy juga menerangkan, saat ini ada tujuh alat peringatan tsunami atau EWS yang ada di wilayah selatan Garut. Namun sayangnya dari tujuh EWS yang ada, tinggal dua saja yang masih berfungsi dan sisanya dalam kondisi rusak.

Diungkapkannya, bentangan pantai yang ada di wilayah Kabupaten Garut terbilang yang paling panjang dibanding daerah lainnya yakni mencapai 80 kilometer. Hal ini tentu menimbulkan tingkat kerwanan yang jug sangat besar terhadap potensi bencana tsunami.

Baca Juga: Tim ITB akan Tindaklanjuti Hasil Penelitian Tentang Potensi Tsunami

Bentangan pantai sepanjang 80 meter yang terdapat di Garut selatan itu, tambahnya, berada di tujuh wilayah kecamatan yakni Pameungpeuk, Cibalong, Cikelet, Mekarmukti, Pekenjeng, Caringin, dan Bungbulang.

Masih menurut Rudy, dalam menghadapi potensi bencana yang sangat dahsyat ini, Pemkab Garut tentunya tidak boleh menyikapinya dengan panik meskipun dengan segala keterbatasan yang ada terutama kesulitan untuk melakukan upaya mitigasi. Sebagai bentuk keseriusan, saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Garut tengah membuat peta kontijensi, mitigasi, dan emergensi untuk melakukan proses evakuasi.

Baca Juga: Wajib Diketahui! Inilah Daftar Lokasi Jalur Evakuasi Tsunami di Palabuhanratu Sukabumi

Lebih jauh Bupati menjelaskan, kesiapan mitigasi lain yang dilakukan yakni memperbaiki jalur evakuasi ke arah ketinggian di atas 30 mdpl. Pihaknya menghitung jika tsunami besar terjadi agak sulit melakukan evakuasi.

"Dari informasi yang kami terima, dalam kurun waktu 5 menit, air sudah sampai di daratan dengan ketinggian satu meter. Selanjutnya, 5 menit kemudian, tsunami besar dengan ketinggian air hingga 20 meter sudah terjadi sehingga tentunya akan sangat sulit dengan waktu yang relatif singkat untuk evakuasi warga," ucap Rudy.***

Editor: Ahmad R

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x