Network
MEDIA PAKUAN - Manfaat menggerakkan kulit seperti memeluk meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan emosional yang dibuktikan dengan berkurangnya rasa sakit, kecemasan, dan depresi.
Memeluk secara teratur, setiap hari, mungkin salah satu cara terbaik untuk membantu Anda tetap sehat.
Inilah yang penelitian temukan tentang bagaimana tubuh Anda merespons saat dipeluk.
1. Sistem saraf Anda menjadi dingin
Pada dasarnya, tekanan lengan atau bahkan belaian tangan memberi sinyal ke otak untuk mengurangi stres.
“Saat kulit digerakkan, stimulasi reseptor tekanan di bawah kulit meningkatkan aktivitas vagal,” kata Fields, PhD, direktur Touch Research Institute di departemen pediatri di Fakultas Kedokteran Universitas Miami.
Saraf kranial yang bercabang ke beberapa bagian tubuh, menyebabkan sistem saraf lebih rileks.
2. Membantu kekebalan tubuh
Sistem saraf yang lebih, termasuk detak jantung yang lebih rendah dan pola gelombang otak yang lebih santai, dapat membantu Anda mengurangi dampak pilek.
Sebuah studi tahun 2014 di Psychological Science menemukan Bahwa dukungan sosial, dalam bentuk pelukan , menyebabkan gejala virus flu yang lebih ringan di antara mereka yang awalnya merasa stres karena konflik interpersonal.
Pelukan memberikan efek penyangga antara stres yang terkait dengan konflik dan kerentanan terhadap infeksi pernapasan.
3. Membantu tidur lebih nyenyak
Sedikit pelukan di siang hari juga dapat meningkatkan kualitas tidur dan pengalaman sensorik Anda.
praktik yang melibatkan pergerakan kulit menyebabkan tidur yang lebih nyenyak dan restoratif yang mengarah pada pengurangan rasa sakit karena lebih sedikit zat neurotransmitter, yang terlibat dalam perasaan sakit yang diproduksi.
Baca Juga: Pengakuan Tentara Ukraina yang Ditangkap: Berperang Karena Diancam 10 Tahun Penjara Jika Menolak
4. Hormon bahagia yang mengalir ke seluruh tubuh
Efek biokimia dari sentuhan termasuk peningkatan serotonin, antidepresan alami tubuh dan neurotransmiter anti-nyeri, dan peningkatan oksitosin.
Tingkat oksitosin yang lebih tinggi dikaitkan dengan persepsi yang lebih besar dari respons dan rasa terima kasih , serta pengalaman cinta yang lebih besar, menurut sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Science.***
