Barulah pada putaran ketujuh ia mendengar bunyi yang ternyata Malaikat tengah mengepakkan sayap.Muncullah mata air.
Lalu, dari situlah Hajar minum dan menyusui anaknya, Ismail. Ketika datang kabilah dari Yaman, disebut kaum Jurhum, kesucian Ka`bah tercemari, mata air zam-zam mengering.
Beberapa abad air sumur zam-zam menghilang. Baru pada masa Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammmad SAW, sumur digali kembali.
Penggalian didasarkan pada mimpi, kesungguhan dan kesabaran Abdul Mutholilah dan para pembantunya, akhirnya sumur air zam-zam berair kembali.
Seterusnya pemerintahan di Arab Saudi menaruh perhatian besar terhadap sumur tersebut. Dahulu air zam-zam diambil menggunakan gayung.
Sekitar tahun 1373 H/1953, digunakan kompa yang kemudian dialirkan ke kran-kran yang ada di sekitar masjidil Haram. Karena keutamaannya, air zam-zam tetap diburu.
Air zam-zam diyakni oleh umat Islam berasal dari Surga, doa Nabi Ibrahim dikabulkan Allah.
Baca Juga: Orang Arab Saudi Nyuci Baju Pake Air Zam Zam TKI : Orang Indonesia harus Beli
Karena air itu pula air zam-zam menjadi penentu hidup dan berkembangnya kota Mekkah, bukti nyata pemberian Allah dan membawa manfaat besar bagi Masjidil Haram.