Baca Juga: 7 Fakta Unik Tunisia yang Jarang Diketahui, Jadi Tuan Rumah Festival Perkawinan Tertua di dunia
Dan derajatnya adalah derajat orang dungu, dan sesungguhnya ia meraih surga dengan amalannya, karena kebanyakan penduduk surga adalah orang dungu.
Adapun ibadah orang-orang ulil albab atau orang yang cerdas maka tidaklah melewati dzikir kepada Allah dan memikirkan tentang keindahanNya ,
maka mereka lebih tinggi derajatnya dari pada derajatnya orang-orang yang mengharapkan bidadari dan makanan di surga” .
Tentunya ini adalah pendapat yang keliru.
Bisa ditinjau dari beberapa sisi.
Allah telah mensifati para nabi dan juga pemimpin kaum mukminin bahwasanya mereka beribadah kepada Allah dalam kondisi takut dan berharap.
Allah berfirman :
"Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat kepada Allah dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan adzab-Nya; Sesungguhnya adzab Tuhanmu adalah suatu yang harus ditakuti.
(QS Al-Isroo : 57)
Allah berfirman tentang ‘Ibaadurrohman bahwasanya mereka takut dengan adzab neraka .
"Dan orang-orang yang berkata:
“Ya Tuhan Kami, jauhkan adzab Jahannam dari Kami, Sesungguhnya adzabnya itu adalah kebinasaan yang kekal”.
(QS Al-Furqoon : 65) .
Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam berkata dalam doanya :
"Dan Jadikanlah aku Termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh kenikmatan,
Dan ampunilah bapakku, karena Sesungguhnya ia adalah termasuk golongan orang-orang yang sesat, dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan.
(QS Asy-Syu’aroo 85-87).
Allah memuji Nabi Zakariya dan juga Nabi Yahya ‘alaihima as-salam dalam firmanNya :
"Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada kami."
(QS Al-Anbiyaa : 90)