MEDIA PAKUAN - Imam Muslim meriwayatkan dalam shahihnya dari Abu Sa'id Al Khudri radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Pada umat sebelum kalian terdapat seorang laki-laki pembunuh sembilan puluh sembilan nyawa.
Dia bertanya tentang penghuni bumi yang paling alim, maka dia ditunjukkan kepada seorang Rahib dan dia mendatanginya.
Baca Juga: Diajak Tengah Malam ke Laut Merah oleh Majikannya di Arab Saudi, TKI Keluar Reaksi Mengejutkan
Baca Juga: Dapat Majikan Galak di Taiwan, TKW Indonesia Ini Selalu Dimarahi Meskipun Nurut
Baca Juga: TKW Indonesia Ini Dapat Rezeki Nomplok, Dibayar Rp10 Juta Karena Layani 6 Majikan di Arab Saudi
Dia berkata bahwa dia telah membunuh sembilan puluh sembilan nyawa, maka adakah taubat untuknya?
Rahib itu menjawab: Tidak. Dan dia membunuh Rahib tersebut sehingga genap hitungan menjadi seratus orang yang dia bunuh.
Kemudian dia pun bertanya kembali tentang penduduk bumi yang paling alim, dia pun ditunjukkan kepada seorang alim.
Dia berkata bahwa dia telah membunuh seratus orang, lalu apakah dia masih bisa bertaubat?
Baca Juga: Sudah Mulai Gelap Gulita, TKI Ini Heran Malah Diajak ke Laut Merah oleh Majikan di Arab Saudi
Dia menjawab: Ya, siapa yang menghalangi dari taubat? Pergilah ke kota ini dan ini karena di sana terdapat orang-orang yang beribadah kepada Allah, maka beribadahlah kamu kepada Allah bersama mereka dan jangan pulang ke kotamu karena kota itu buruk.
Lalu dia berangkat, sampai di tengah perjalanan dia mati, Malaikat Rahmat dan Malaikat Azab berselisih tentangnya.
Malaikat Rahmat berkata: Dia datang dengan taubat, datang dengan hatinya kepada Allah.
Baca Juga: Kisah Bocah Selamat dari Maut di Donbass, Menanti Pasukan Rusia di Rumahnya
Malaikat Azab berkata: Dia belum melakukan kebaikan apa pun.
Lalu seorang Malaikat yang berwujud manusia datang kepada mereka, dan mereka menjadikannya sebagai Hakim.
Dia berkata: Ukurlah antara kedua kota, ke mana dia lebih dekat, maka dia untuknya.
Baca Juga: Diperingati Setiap 18 Mei, Berikut Sejarah dan Tema Hari Museum Internasional
Lalu mereka mengukurnya dan mereka mendapatkannya lebih dekat kepada kota yang dia tuju, maka Malaikat Rahmat mengambilnya.
Wallahu'alam.***